Jakarta, Technology-Indonesia.com – The Counter – Terrorism Committee Executive Directorate (CTED) bersama Pemerintah Indonesia menggelar Pertemuan Regional Tingkat Ahli untuk membahas pemulangan orang terduga teroris di Jakarta, pada Senin (3/2/2020). Pertemuan bertema “Comprehensive and Tailored Strategies for the Prosecution, Rehabilitation, and Reintegration of Persons Allegedly Associated with Terrorist Groups” ini mendapat dukungan dari Pemerintah Jepang.
Pertemuan regional ini dihadiri para pakar dari Belanda, Australia, Amerika Serikat, dan Jepang serta wakil negara-negara Asia Tenggara seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Philipina termasuk Indonesia.
Kepala Seksi Bidang Politik Kedutaan Besar Jepang, Mr. Susumu Takonai menyampaikan dukungan dalam pertemuan regional ini sebagai bentuk penguatan kerja sama Internasional. Pihaknya sangat mendukung pelaksanaan pertemuan regional ini untuk saling membantu tiap negara dalam menanggulangi ekstremisme.
Pertemuan tersebut membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh negara-negara dalam menyusun strategi PRR yang komprehensif dan sesuai, termasuk yang berkaitan dengan perempuan dan anak-anak.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius menyatakan bahwa Indonesia akan terus mempromosikan pendekatan yang komprehensif dan seimbang untuk mencegah dan menanggulangi terorisme dengan melibatkan berbagai pihak dan mendorong pendekatan yang sensitif gender dan usia.
“Mudah-mudahan expert meeting yang dihadiri banyak negara ini bisa menjadi salah satu buah untuk bagaimana saling tukar menukar informasi untuk bisa memberikan solusi untuk masing-masing negara,” kata Suhardi seusai membuka pertemuan regional yang akan berlangsung pada 3-5 Februari 2020.
Suhardi juga menekankan pentingnya kerja sama regional dan pengembangan kapasitas sebagai elemen kunci untuk memperkuat kapasitas nasional dalam strategi PRR. Partisipasi dari masyarakat sipil, sektor sosial, dan kesehatan dalam desain dan implementasi strategi PRR sangat penting untuk memastikan bahwa program yang dibuat khusus memenuhi kebutuhan bagi mereka yang paling terkena dampak.
Sementara itu, Legal and Criminal Justice Coordinator CTED, Mr. Marc Porret, mengatakan penyelenggaraan pertemuan regional di Jakarta Indonesia dirasa tepat. Hal ini berkaitan dengan pengalaman Indonesia yang dapat dipelajari oleh negara lain.
Marc Porret, menyampaikan pemulangan terduga teroris merupakan salah satu isu yang perlu dipikirkan bersama negara-negara dunia. Karena itu, ia berharap pihaknya dapat menghimpun berbagai pengalaman dan pengetahuan serta usulan dari negara-negara peserta diskusi.
“Hasil dari diskusi ini akan kami himpun dalam sebuah laporan dan akan kami presentasikan pada Desember 2020. Kami berharap Indonesia ikut terlibat dalam penyampaian hasil laporan tersebut,” pungkasnya