TechnologyIndonesia.id – Empat peneliti ahli utama dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dikukuhkan sebagai profesor riset di Gedung B.J Habibie, Jakarta, Kamis (14/12/2023). Keempat peneliti BRIN yang dikukuhkan, yakni Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng., Dr. Masteria Yunovilsa Putra, S.Si., Dr. Sunarno, M.Si.Med., dan Dr. Asif Awaludin, S.T., M.T.
Secara nasional, empat peneliti BRIN yang baru dikukuhkan merupakan profesor riset ke 661,662, 663, dan 664. Sedangkan di lingkungan BRIN merupakan Profesor Riset ke 38, 39, 40, dan 41.
Agung Hendriadi, peneliti Pusat Riset Agroindustri, melakukan penelitian atas kondisi ketidakstabilan pasokan stok dan harga pangan pokok antarwaktu antarwilayah.
Pakar kebijakan agroindustri ini menyampaikan perlunya segera dilakukan formulasi sistem logistik pangan nasional, dengan hasil kajian dan gagasan reformasi sistem logistik pangan nasional yang efektif, efisien, resilien, dan berkelanjutan.
Konsep formulasi yang dia gagas fokus pada pengembangan integrasi subsistem distribusi, kelembagaan, infrastruktur, dan harmonisasi regulasi dalam sistem logistik pangan. Hasil penelitian dalam sistem formasi logistik pangan ini diharapkan menjadi pembuka jalan untuk penguatan ketahanan pangan di Indonesia.
Masteria Yunovilsa Putra, peneliti Pusat Riset Vaksin dan Obat, melakukan penelitian untuk pengembangan bahan baku obat atau produk farmasi yang berasal dari biodiversitas Indonesia.
Sejalan dengan peningkatan sistem ketahanan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah, maka penelitian ini mengungkapkan potensi sumber daya hayati laut Indonesia, terutama invertebrata laut sebagai bahan baku obat.
Hasil-hasil penelitian Pakar Bioteknologi Kesehatan ini menunjukkan beberapa senyawa yang potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat, kosmetik, dan herbal.
Sementara itu, Sunarno, peneliti Pusat Riset Biomedis fokus pada penelitian difteri. Tantangan utama dalam konfirmasi kasus difteri adalah rendahnya sensitivitas pemeriksaan.
Melalui pengembangan medium transport dan pengembangan medium enrichment yang dikombinasi dengan pengembangan medium kultur, dapat meningkatkan sensitivitas hingga tiga kali lipat.
Bahkan, menurut pakar biomedis ini, pengembangan PCR dapat membantu mempercepat hasil pemeriksaan pengembangan diagnostik, disertai peningkatan kolaborasi dan peran serta seluruh pihak, yang akan meningkatkan keberhasilan penatalaksanaan dan pengendalian difteri.
Terakhir, Asif Awaludin, peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, mengembangkan teknologi observasi atmosfer yang dioperasionalkan dengan menggunakan produk negeri. Antara lain radar hujan, muatan pengamat profil atmosfer, sistem perekam data kualitas udara, dan sistem penerima global navigation satellite system radio occultation (GNSS-RO).
Produk radar hujan yang dikembangkan Pakar Teknologi Elektronika untuk Lingkungan Atmosfer dan Aplikasinya ini telah melalui perjanjian lisensi. Bahkan, telah diuji coba dan dioperasionalkan. Masyarakat telah memanfaatkannya untuk pemantauan cuaca, kesiapsiagaan bencana, dan penelitian lanjutan.
Dalam sambutannya, Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian, mengatakan, status sebagai profesor riset harus ditunjukkan dengan kinerja yang semakin andal.
“Profesor riset harus mampu menunjukkan intensitas dan mutu penelitian yang semakin kredibel secara nasional dan internasional, karya ilmiah dan inovasi metode dan atau teknologi yang bermanfaat bagi negara dan bangsa, serta tugas pembimbingan mahasiswa post-doctoral dan degree by research,” ungkap Vian.
Dikatakannya, pemerintah sudah mencanangkan kebijakan berbasis riset. Artinya, setiap kebijakan pemerintah harus didasarkan hasil riset yang ilmiah.
“Setiap kebijakan pemerintah harus disusun secara terstruktur dan sistematis sesuai tahapan critical thinking. Mulai dari hasil-hasil pure research, basic research, fundamental research, generic research, hingga advance research,” tegas Vian.
Para peneliti juga harus mampu melaksanakan applied research yang bersifat top-down maupun action research, merespon dengan cepat berbagai dinamika kebutuhan masyarakat dan fenomena yang terjadi.
“Saya berpesan kepada para peneliti agar lebih memacu diri berprestasi secara ilmiah, menghasilkan berbagai inovasi,” tandasnya. (Sumber brin.go.id)