Technology-Indonesia.com – Pelaku bisnis industri pariwisata diharapkan dapat mengantisipasi disrupsi teknologi dalam pengembangan usaha.
Co Founder & Direktur PT. Java Bagus Indonesia, Cunduk Bagus Sudarwono menyampaikan hal tersebut dalam seminar Strategi UPW Menghadapi Disrupsi Teknologi Pemasaran Jasa Pariwisata di Pusat Studi Pariwisata (Puspar) di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Rabu (28/2/2018).
Bagus mengatakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan perubahan di berbagai bidang, termasuk industri pariwisata. Hal tersebut dapat menjadi peluang sekaligus ancaman bagi para pelaku industri pariwisata.
“Sektor pariwista telah mengalami disrupsi. Disrupsi ini membawa keberkahan bagi konsumen, tetapi menjadi ancaman bagi usaha jasa pariwisata,” katanya.
Menghadapi gelombang disrupsi ini, Bagus menghimbau para pelaku usaha jasa pariwisata untuk dapat beradaptasi dan mau melakukan perubahan serta mengikuti tren yang tengah berlangsung. Pasalnya, disrupsi dapat mengempaskan siapa saja yang tidak siap dengan perubahan dan inovasi.
“Tren industri saat ini berubah dari owning economy ke sharing economy sehingga pelaku usaha harus jeli melakukan perubahan supaya bisa terus bertahan,” tuturnya.
Bagus menyebutkan para pelaku usaha jasa pariwisata harus melakukan redefinisi terhadap bisnis yang dijalankan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Melakukan penyesuaian terhadap nilai-nilai, visi-misi perusahaan, restrukturisasi, dan lainnya.
Startegi lain dapat dilakukan dengan mengubah arah perusahaan, menggarap pangsa pasar yang belum banyak dijamah dan memangkas produk yang dinilai tidak efisien. Selain itu juga dengan melakukan shifting, merger, akusisi, konsolidasi, maupun afiasi.
“Harus go digital juga karena pangsa pasar saat ini kebanyakan adalah generasi milenial yang sangat akrab dengan teknologi. Pemasaran pun dilakukan secara digital,” pungkasnya.