JAKARTA – Pertumbuhan bisnis digital (e-commerce) dalam 3 tahun belakangan ini mengalami perkembangan fantastis. Setiap tahun transaksi bisnis digital mengalami peningkatan. Pada 2013 transaksi e-commerece mencetak penjualan Rp 130 triliyun. Pertumbuhannya 42% dalam kurun waktu 2012 – 2015.
Indonesia merupakan pasar sangat potensial bagi bisnis digital. Sebanyak 250 pelaku bisnis e-commerce memperebutkan pasar yang sangat besar. Para pelaku bisnis ini tidak hanya perusahaan lokal saja. Perusahaan asing dan global dari Amerika, Jepang, dan China pun masuk ke pasar digital dalam negeri, sebagai investasi tunggal maupun bermitra dengan pengusaha lokal.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) sebagai wadah pelaku usaha berbagai bisnis di dalam negeri tak ingin pula ketinggalan momentum ataupun menjadi penonton saja. Para pelaku usaha muda HIPMI akan turut memasuki bisnis digital yang masih terbuka luas.
Country Business Head Twitter Indonesia, Roy Simangunsong mengatakan Indonesia merupakan pasar potensial bagi pelaku usaha e-commerce. “Hal ini terlihat dari 40 juta pengguna handphone dan 100 juta pengguna internet. Indonesia termasuk peringkat 5 di dunia dalam penggunaan perangkat digital,” tegas Roy dalam acara Digital Entrepreneur HIPMI di Jakarta, Selasa (23/2/2016).
Roy melanjutkan, peluang bisnis e-commerce di Indonesia ini bisa mencapai puluhan milyar. Apalagi setiap saat usaha bisnis e-commerce selalu lahir dengan karateristik masing-masing yang mereka tawarkan bagi konsumen. “Kedepannya bisnis model ini akan memberikan kepastian bagi entrepreneur muda dapat memasuki usaha tersebut. Apalagi masyarakat Indonesia semakin yakin dengan keberadaan e-commerce,” ujar Roy.
Dewan Pembina HIPMI Jakarta Pusat Aryo Ariotedjo mengatakan bagi startup yang ingin memasuki bisnis model ini harus mempunyai karakter kuat, jangan sekedar ikut-ikutan semata. “Pelaku usaha harus mempertimbangkan strategi bisnisnya dengan matang. Apakah bisnis kita memberikan manfaat kepada konsumen atau masyarakat luas dan juga entertaining atau tidak,” lanjutnya.
Menurut Aryo, masalah permodalan bagi pelaku bisnis startup tidaklah sulit. Apabila konsepnya sangat kuat, para investor akan siap memberikan permodalan dengan mudah dan cepat. “Apabila perkembangan bisnis e-commerce yang dibangun mengalami peningkatan penjualan dan penguasaan pasar, akan mudah untuk mendapatkan investor yang lebih besar. Bahkan investor akan tertarik untuk membeli perusahaan yang sukses dipasar tersebut,” kata Aryo yang juga pemilik startup dengan brand Happy Fresh yang bergerak di bidang sayuran dan buah..
“Jadi bagi pengusaha muda-enterpreneur yang tergabung dalam HIPMI harus bisa memanfaatkan momentum besar ini. Jangan sampai kita hanya jadi pelayan saja di negeri ini,” tegas, Aryo. Albarsah/SB