BIG Luncurkan Peta NKRI 2017 di KM 0 Sabang

alt
Technology-Indonesia.com – Badan Informasi Geospasial (BIG), hari ini (15/9/2017) meluncurkan Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Edisi Tahun 2017 di KM 0, Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Pada Peta NKRI 2017 terdapat pembaharuan yang sangat signifikan terutama terkait batas maritim Indonesia. 
 
Setiap tahun, BIG bekerja sama dengan beberapa instansi seperti Kemenko Kemaritiman, Kemenlu, Kemendagri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementrian ESDM, Ditwilhan, Pushidros TNI AL, dan Dittop TNI AD melakukan pembaharuan Peta NKRI  sesuai dinamika perkembangan isu-isu penting dan perkembangan wilayah daerah otonomi. 
 
Acara peluncuran Peta NKRI 2017 dihadiri Kepala BIG, Hasanuddin Zainal Abidin dan Gubernur NAD, Irwandi Yusuf. Peta NKRI 2017 dibuat dalam skala 1:5.000.000 dan 1:2.500.000, versi pdf bisa diunduh di www.big.go.id.
 
Pembaharuan Peta NKRI bertujuan agar seluruh masyarakat dan stakeholder mendapatkan informasi dan gambaran umum tentang wilayah NKRI sesuai kondisi terkini. Peta NKRI memberikan informasi geospasial bagi publik tentang NKRI, menggambarkan pencapaian hasil dari berbagai perundingan bilateral, trilateral maupun multilateral sejak deklarasi Djuanda hingga sekarang. 
 
Dalam Peta NKRI dicantumkan nama-nama geografis pulau-pulau terluar milik Indonesia yang berada di sebelah dalam garis pangkal kepulauan Indonesia, serta digambarkan letak alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Selain itu peta NKRI juga menggambarkan proyeksi batas menurut hukum Indonesia.
 
Selain aspek spasial, peta NKRI juga memiliki nilai strategis untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Melalui Peta NKRI bisa terlihat bahwa Indonesia secara geografis adalah negara kepulauan dengan wilayah lautan yang lebih besar daripada daratan. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki berbagai macam potensi sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk menjaga keutuhan persatuan bangsa.
 
Karena sifat peta NKRI yang dinamis, BIG merasa perlu melakukan berbagai pembaharuan tentang berbagai informasi yang ditampilkan dalam Peta NKRI. Setelah dirilis terakhir pada 2015, Peta NKRI terbaru mendapatkan berbagai tambahan informasi strategis. Informasi-informasi terbaru tersebut telah melalui pembahasan oleh tim penyusun peta NKRI yang terdiri dari Kementerian/Lembaga di atas. 
 
Pada Peta NKRI 2017 terdapat berbagai pembaharuan yang sangat signifikan. terutama, pembaharuan terkait batas maritim telah diluncurkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada 14 Juli 2017. 
 
Hal ini disebabkan adanya perjanjian perbatasan laut teritorial yang sudah berlaku yaitu antara Indonesia-Singapura sisi barat dan sisi timur, serta perjanjian batas ZEE antara Indonesia dan Filipina yang sudah disepakati bersama dan diratifikasi. 
 
Kemudian adanya keputusan arbitrase Filipina dan Tiongkok yang memberikan yurisprudensi hukum internasional bahwa pulau kecil atau karang kecil di tengah laut yang tidak bisa menyokong kehidupan manusia tidak memiliki hak ZEE 200 mil laut dan landas kontinen. Karena itu beberapa pulau kecil milik negara tetangga hanya di berikan batas 12 mil laut. 
 
Selain itu, perlunya penyamaan nama pada kolom laut di  utara Natuna dengan nama landas kontinennya sehingga nama Laut Natuna Utara juga menyesuaikan dengan nama blok-blok migas yang ada di landas kontinen. Pemerintah juga ingin mempertegas klaim di Selat Malaka dengan melakukan simplifikasi klaim garis batas untuk mempermudah penegakan hukum.  
 
Selain pembaharuan pada batas maritim, BIG juga melakukan pembaharuan seiring perkembangan wilayah daerah otonomi terutama terkait ibu kota kabupaten/kota. Peta NKRI Edisi 2015 masih  mengacu pada jumlah 497 Kabupaten/Kota sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2013.  Saat ini telah direvisi menjadi sejumlah 514 Kabupaten/Kota sesuai Permendagri Nomor 56 Tahun 2015.
 
Pembaharuan lainnya untuk mengakomodir Keppres 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar. Contohnya pemberian nama Pulau Batukolotok yang sebelumnya bernama Tanjung Batukolotok, Pulau Habe sebelumnya Karang Samantike, Pulau Guhakolak sebelumnya Tanjung Guhakolak, dan seterusnya.  
 
Pada Peta NKRI 2017 juga terdapat penambahan bandara strategis terkait perbatasan, penambahan kota-kota Iainnya sebagai tambahan informasi serta koreksi beberapa toponim dan letak yang kurang tepat pada Peta NKRI 2015.  
 
Pada kesempatan yang sama, BIG melakukan pencanangan Gerakan Menebar Sejuta Peta untuk Negeri, dimulai dari Sabang, Aceh hingga Merauke, Papua. Kegiatan ini diberlakukan untuk peta produksi BIG antara lain Peta NKRI, peta REI (Rupabumi Indonesia), peta LPI (Lingkungan Pantai Indonesia), Peta LLI (Lingkungan Laut Indonesia) dan Peta Tematik (seperti peta Multirawan Bencana, Peta Mangrove, Peta Terumbu Karang dan lain-lain). 
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author