Warung Pintar, Warung Tradisional dengan Sentuhan Teknologi Digital

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Warung merupakan salah satu kearifan lokal di berbagai daerah di Indonesia. Warung tidak hanya menyediakan kebutuhan sehari-hari, tapi juga menjadi tempat bertemu dan berkumpulnya warga sebagai sarana komunikasi dan silaturahmi.

Namun, ekspansi besar oleh minimarket dengan konsep bisnis waralaba membuat peminat warung kian meredup. Warung kalah bersaing karena ketimpangan teknologi. Minimarket didukung teknologi canggih, sementara warung masih menggunakan cara-cara sederhana.

Kondisi ini menggugah Harya Putra dan teman-temannya untuk mengembangkan startup bernama Warung Pintar. Warung Pintar menggabungkan teknologi dan konsep warung tradisional sebagai tempat berkumpul dan nongkrong bareng. Pemanfaatan teknologi digital memberikan kemudahan bagi pemilik warung serta kenyamanan bagi para pelanggannya.

Gagaran Warung Pintar muncul pada November 2017 dengan tujuan memperbaiki perekonomian Indonesia dengan memberkan kesempatan berbisnis warung untuk seluruh masyarakat Indonesia. Dalam usia satu tahun, Warung Pintar telah membuka lebih dari 1000 warung dan menarik lebih dari 12.000 pendaftar mitra Warung Pintar.

Untuk merayakan satu tahun Warung Pintar dan pencapaian 1000 warung, digelar Pesta Rakyat Pintar di Teater Garuda Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Minggu (11/11/2018). Pada pesta rakyat tersebut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir didampingi Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf dan salah satu CEO Warung Pintar secara simbolis membuka penutup gerobak Warung Pintar.

Dalam perbincangan hangat, Menristekdikti menyampaikan apresiasinya pada startup Warung Pintar karena mengaplikasikan penggunaan teknologi untuk membangun ekonomi mikro. “Ini memudahkan sistem jaringan pasar karena semua sudah menggunakan aplikasi untuk penjualan dan pemesanan barang. Selain itu Warung Pintar juga membuka lapangan kerja baru,” ujar Menristekdikti.

Warung Pintar ini, lanjutnya, jika kembangkan terus menerus akan meningkatkan dan menumbuhkan ekonomi lokal secara signifikan. Menristekdikti optimis Warung Pintar akan menjadi pilihan rakyat Indonesia khususnya yang ekonominya sedang berada di bawah.

“Jika warung pintar ini memiliki base line produksinya kuat, saat kondisi kondisi ekonomi guncang seperti apapun, biasanya mereka akan bertahan hidup. Mudah-mudahan ini lebih survive, sebab mereka tidak mengalami risiko PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karena juragan semua,” tuturnya.

Menristekdikti berharap Warung Pintar tidak hanya dikembangkan di Jabodetabek tapi merambah ke Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Sulawesi, dan kota-kota lain.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bekraf, Triawan Munaf menuturkan bahwa saat ini mau tidak mau teknologi sudah meresap dalam kehidupan sehari-hari. Warung Pintar kini menjadi kreasi anak muda di era digital. “Warung tidak hanya sekedar menjadi tempat ngopi, tapi ini bisa menjadi jendela dunia karena ada wifi-nya,” ujarnya.

Menurut Triawan, Warung Pintar ini ditopang oleh teknologi digital yang perkembangannya luar biasa. Karena itu, kantor pusat dari Warung Pintar ini tidak bisa tidur dan harus selalu berinovasi. Triawan juga mengingatkan agar tidak hanya memperhatikan juragan saja, tapi juga konsumennya. Sebab, konsumen ini yang menentukan seorang juragan warung sukses atau tidak.

“Mungkin juragan-juragan ini tahunya dapat sistem dan kemudahan, serta dapat konsumen yang harus dilayani dengan baik. Tapi inovasi-inovasi digital dan manfaat-manfaat yang dikembangkan dari keberadaan warung ini harus terus diinovasikan oleh kantor pusatnya,” tuturnya.

Triawan berharap, Warung Pintar terus dikembangkan yang diarahkan ke ekonomi kreatif. Nantinya, barang-barang yang dijual di Warung Pintar tidak hanya kebutuhan sehari-hari tapi juga menjadi sentra untuk UMKM seperti baju-baju daerah, makanan khas, dan lain-lain.

Bupati Banyuwangi, Azwar Anas yang hadir sebagai tamu kehormatan mendukung Warung Pintar untuk melebarkan sayap ke Banyuwangi, Jawa Timur. Selama 7 tahun menjabat, pihaknya tidak mengizinkan pendirian toko retail dan mall baru di Banyuwangi. Upaya ini untuk memproteksi ekonomi masyarakat kecil.

Menurut Azwar, Warung Pintar ini bukan semata-semata instrumen bisnis, tapi cara mendidik rakyat agar bisa belajar bertransaksi secara elektronik. “Warung Pintar ini dapat mendidik digitalisasi warung-warung kecil,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author