Jakarta, Technology-Indonesia.com – Jeruk Rimau Gerga Lebong (RGL) memiliki prospek pengembangan yang sangat bagus di Provinsi Bengkulu, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Jeruk RGL yang merupakan buah unggul hasil persilangan jeruk manis dan jeruk keprok ini perlahan tetapi pasti dikenal sebagai ikon Bengkulu.
Untuk mendukung pengembangan jeruk RGL di Provinsi Bengkulu, pada 2019 Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balitbangtan BPTP Bengkulu melaksanakan beberapa kegiatan pengkajian dan diseminasi. Kegiatan yang difokuskan untuk komoditas ini antara lain pengkajian teknologi produksi lipat ganda (proliga) jeruk, pendampingan pengembangan kawasan, analisis kebijakan dan produksi benih sebar jeruk.
Hal ini disampaikan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu yang diwakili oleh Kasie Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP), Dr. Rudi Hartono, S.P, MP pada acara Sosialisasi kegiatan teknologi proliga jeruk yang dilaksanakan pada Kamis (20/6/2019) di Desa PAL VII, Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong.
Rudi Hartono menyampaikan, saat ini sudah banyak lahan kopi yang beralih fungsi menjadi lahan jeruk. Khusus jeruk RGL, perkembangannya sudah sangat pesat sehingga perlahan tetapi pasti jeruk RGL dikenal sebagai ikon Bengkulu. Pengembangan ini membutuhkan inovasi teknologi budidaya salah satunya Teknologi Proliga Jeruk dengan Bujangseta yang memungkinkan tanaman jeruk berbuah sepanjang tahun. “Kuncinya cuma satu yakni jeruknya harus berbunga sepanjang tahun,” ungkapnya.
Acara sosialisasi ini dihadiri oleh pemangku kebijakan dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong yang diwakili oleh Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura (Ahmad Syafriansyah, SP), Kabid Penyuluhan (Iwan Gunardo), Kepala Desa, penyuluh, dan petani jeruk dari beberapa kelompok tani di Desa PAL VII, Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong.
Ahmad Syafriansyah menyampaikan Pemerintah Daerah Kabupaten Rejang Lebong juga telah memberikan dukungan terhadap agribisnis jeruk di Kab. Rejang Lebong, antara lain dengan memenuhi ketersediaan benih jeruk yang bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). Namun demikian, tata niaga jeruk masih perlu dibenahi dengan menginventarisir kelompok tani jeruk di Kabupaten Rejang Lebong.
“Kami sangat mengharapkan Balitbangtan BPTP Bengkulu juga dapat melakukan sosialisasi di beberapa sentra jeruk lainnya di Kabupaten Rejang Lebong seperti Kecamatan Sindang Dataran, Sindang Kelingi, dan Selupu Rejang”, imbuhnya.
Bagi Balitbangtan BPTP Bengkulu sendiri, sosialisasi ini merupakan salah satu upaya penderasan diseminasi Teknologi proliga jeruk. Transfer teknologi dilakukan dengan penyampaian materi seputar jeruk RGL oleh Tim Peneliti BPTP Bengkulu. Materi yang disampaikan antara lain Teknologi Proliga jeruk oleh Irma Calista, S.T. M.Agr. Sc, Pengenalan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman jeruk oleh Kusmea Dinata, SP dan Penanganan Pascapanen jeruk oleh Wilda Mikasari, STP, M.Si. Tidak hanya itu, demonstrasi cara pembuatan likat kuning dan penolak serangga juga diharapkan dapat mempercepat transfer dan adopsi teknologi.
Teknologi Proliga jeruk mengadopsi teknologi Pembuahan Berjenjang Sepanjang Tahun (Bujangseta) yang meliputi manajemen kanopi/pemangkasan, manajemen nutrisi (pemupukan) dan manajemen pengendalian hama penyakit.
Salah seorang petani jeruk di Desa Pal VII yang sekaligus petani penangkar yang pertama kali membudidayakan jeruk RGL di Kabupaten Rejang Lebong, Langgeng menyampaikan jeruk RGL saat ini sudah dipasarkan ke beberapa daerah di luar Bengkulu seperti Lampung, Sumatera Selatan, Jakarta, Jambi dan Riau. “Tantangan yang dihadapi saat ini adalah permintaan pasar terhadap jeruk RGL sangat tinggi tetapi produksi belun dapat mencukupi keseluruhan permintaan,” lanjut Langgeng.
Pada kesempatan ini dilakukan penyerahan secara simbolisis benih jeruk hasil kegiatan perbenihan jeruk RGL dari Balitbangtan BPTP Bengkulu kepada petani penerima bantuan sebanyak 1.310 batang.
Ke depan, Balitbangtan BPTP Bengkulu akan terus melakukan diseminasi dan pendampingan teknologi inovatif untuk meningkatkan produktivitas dan pengembangan kawasan jeruk dengan memberikan pendampingan teknologi budidaya, dan inisiasi pembuatan koorporasi untuk mewujudkan Kawasan Pertanian Sejahtera berbasis komoditas jeruk RGL. (Nata)