Menko Kesra, Agung Laksono, Tinjau Lokasi Banjir Cilincing dan Manado

alt

JAKARTA — Menko Kesra, HR Agung Laksono, meninjau korban banjir di Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (19/1) sore. Sebanyak 175 keluarga ditampung di SMA Yaspi. Mereka berdesakan menempati ruang kelas di lantai dua.

Sudah tiga hari ini rumah warga tergenang banjir setinggi pinggang orang dewasa. Sampai Minggu, genangan banjir itu belum surut.
Dalam kesempatan itu, Menko Kesra menyerahkan bantuan secara simbolis berupa karpet alas tidur dan sembako. “Mudah-mudahan banjir cepat surut, sehingga ibu-ibu yang menempati tempat pengungsian sementara ini bisa pulang ke rumah masing-masing,” katanya.

Pada Sabtu (18/1), Menko Kesra, Agung Laksono, dan Menteri Kesehatan, dr Nafsiah Mboi, didampangi Gubernur Sulawesi Utara, SH Sarundajang, meninjau dampak kerusakan yang ditimbulkan banjir bandang di kelurahan Ranotana Weru Kecamatan Wanea Manado.

“Saya mendapat laporan ada 39 rumah warga yang hanyut dan 118 di antaranya mengalami rusak berat. Total jumlah kepala keluarga  di lingkungan ini berjumlah 239 KK. Sisanya mengungsi di beberapa posko pengungsian,” kata Agung, usai melihat dari dekat rumah warga yang rusak termasuk kondisi sungai yang melebar akibat tergerus banjir bandang pada 15 Januari 2014.

Menurut Agung, pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus melakukan koordinasi untuk menanggulangi bencana banjir di Kota Manado selama masa tanggap darurat. Koordinasi ini tak sebatas penanganan pengungsi, tetapi juga terkait penanganan kerusakan infrastruktur yang ada.

“Kita sudah kirim bantuan dana dan logistik. Juga perahu karet, tenda, obat-obatan dan sebagainya,” papar Agung.

Menurutnya meski ini merupakan bencana daerah, pemerintah pusat tetap memiliki tanggungjawab untuk bersama-sama mengatasi dan menanggulanginya. Hanya saja, perlu ada koordinasi dengan pemerintah daerah agar bentuk bantuan yang dikirim pemerintah pusat sifatnya tidak tumpang tindih dengan bantuan yang sudah disalurkan oleh pemerintah daerah.

Agung mengakui banjir bandang yang melanda Kota Manado tak lepas dari tingginya curah hujan dan menyempitnya sungai. Akibatnya banjir yang menerjang 12 kecamatan pada 15 Januari 2014 lalu hampir menyerupai tsunami.

Berdasarkan laporan sementara yang diterima dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Manado, diketahui sebanyak 18 warga meninggal dunia, 27 orang dirawat inap dengan luka serius, dan 706 jiwa lainnya rawat jalan. Lalu sebanyak 2.000 warga kini tinggal dipengungsian. Mereka adalah warga dari Kecamatan Singkil, Tikala, Paal Dua, Bunaken Daratan, Wanea, dan Malalayang.

Selain itu ada sekitar 80.000 jiwa yang terkena dampak dari bencana di Sulawesi Utara (Sulut). Baik karena rusaknya permukiman, lahan pertanian, maupun terputusnya jalur utama Manado-Tomohon.

Banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang Sulut pada Rabu lalu membuat kerugian yang sangat besar. “Hitungan sementara kerugian sebesar Rp 1,871 triliun. Banjir juga merusak rumah warga, kendaraan, fasilitas publik, jaringan air bersih, listrik dan saluran komunikasi,” jelas Gubernur Sulut SH Sarundajang.

Di samping itu, sektor peternakan dan pertanian ikut berdampak. Gedung pemerintah dan kawasan bisnis juga tidak luput dari terjangan banjir. Hal itu membuat kelumpuhan sektor ekonomi pascabencana.

Sarundajang menjelaskan, penyebab utama banjir dan tanah longsor karena hujan deras yang terus menerus turun, sehingga Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano dan DAS Sawangan tidak mampu menampung debit air. Air kemudian meluap membanjiri Kota Manado.

“Ada tujuh sungai yang mengalir ke Manado. Sewaktu bencana semuanya meluap, sehingga banjir besar terjadi,” kata Sarundajang.

Pemerintah provinsi sendiri telah menetapkan status darurat bencana selama 14 hari ke depan sejak terjadinya bencana. Menko Kesra pun meminta bantuan Pangdam Wirabuana untuk percepatan pembersihan lumpur paska banjir di Manado. (tety)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author