BRIN Kaji Pengaruh Aktivitas Matahari dengan Gelombang VLF untuk Komunikasi Kapal Selam

TechnologyIndonesia.id – Gelombang very low frequency (VLF) dapat menembus air laut hingga kedalaman setidaknya 10 hingga 40 meter atau 30 hingga 130 kaki. Gelombang ini dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan kapal selam.

Peneliti Pusat Riset Antariksa (PRA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mario Batubara menjelaskan, aktivitas matahari meningkatkan sensitivitas lapisan refraksi dan variasi siklusnya sangat memengaruhi daya penerimaan sinyal VLF melalui proses pembiasan oleh ionosfer. Untuk itu, Mario mengkaji aktivitas matahari dan penerimaan sinyal VLF.

Menurut Mario, transmisi VLF sangat stabil dan dapat diandalkan. Transmisi ini digunakan untuk komunikasi jarak jauh yang dapat menempuh jarak ratusan hingga ribuan kilometer dari pemancar dengan berbagai pantulan antara bumi dan ionosfer.

Lapisan Ionosfer memberi pengaruh terhadap perambatan gelombang radio dari suatu tempat ke tempat lain di bumi. Hal tersebut berpengaruh pula pada perambatan gelombang radio antara satelit dengan penerima.

“Karakteristik setiap lapisan ionosfer berbeda-beda serta dipengaruhi oleh aktivitas matahari. Sehingga, keberadaannya berubah setiap hari sesuai dengan aktivitas tersebut,” kata Mario, pada Jurnal Review edisi 4, di Bandung, Rabu (29/5/2024).

Lebih lanjut dijelaskan Mario, bumi dikelilingi oleh lapisan konduktif elektron dan ion pada atmosfer bagian atas dan bagian bawah ionosfer, disebut lapisan D.

Lapisan D merupakan lapisan ionosfer terdalam, dimulai sekitar 60 hingga 90 kilometer atau 37 hingga 56 mil di atas permukaan bumi. Lapisan D ini yang memantulkan gelombang radio VLF.

“Gelombang bergerak dalam jalur zig-zag mengelilingi Bumi, dipantulkan secara bergantian oleh Bumi dan ionosfer dalam mode magnetik melintang atau transverse magnetic (TM),” jelasnya.

Interferensi atau interaksi antara gelombang di dalam suatu daerah pada penerimaan gelombang VLF sangat mungkin terjadi karena perubahan struktur medium perambatan.

Hal ini memberikan pengetahuan dasar untuk perbandingan dan studi dinamika atmosfer berdasarkan kejadian insidental dan ekstrem.

“Ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana gelombang VLF/LF merespons gangguan di atmosfer, khususnya terhadap kebisingan sekitar berdasarkan pengamatan yang terus menerus akan dibahas,” kata Mario. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author