
Kapal Baruna Jaya IV milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) diterjunkan untuk membantu pencarian pesawat Air Asia QZ-8501. Pesawat yang terbang dari Surabaya menuju Singapura itu hilang kontak pada Minggu pagi, 28 Desember 2014.
Kapal Baruna Jaya IV memiliki peralatan sensor Multi Beam Echo Sounder dan Side Scan Sonnar yang berfungsi mendeteksi objek-objek di dasar laut. Teknologi tersebut biasa digunakan untuk survei bawah laut. Karena resolusi hasil tanggapan gambarnya cukup bagus dalam melihat objek yang kecil di bawah laut, teknologi ini kerap kali digunakan untuk operasi SAR.
Kapal Baruna Jaya IV dirancang oleh CMN, Cherbourgh, Perancis dan diluncurkan pada 1989. Kapal dengan lebar 12.10m ini mampu melaju dengan kecepatan 8 knot. Kapal riset ini memiliki memiliki Radar ARPA X Band Furuno, GPS, dan AIS.
Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengolahan Sumberdaya Alam (TPSA BPPT), Ridwan Djamaluddin mengatakan dalam melakukan pencarian, Kapal Baruna Jaya IV akan berkoordinasi dan menerima arahan dari Badan SAR Nasional (Basarnas). “Sekarang, kami masih berunding untuk memfokuskan pencarian ke target yang telah ditentukan,” kata Ridwan, di Gedung BPPT, Jakarta, (29/12).
Kapal Baruna Jaya IV sudah beberapa kali melakukan bantuan SAR, seperti menemukan KM Gurita yang tenggelam di Sabang (1996), menemukan Boeing 737 Adam Air yang tenggelam di Selat Makassar (2007), menemukan KM Bahuga Jaya yang tenggelam di Selat Sunda (2012) dan mencari objek di dasar laut akibat runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara (2011).
Dalam operasi SAR pencarian pesawat AirAsia QZ-8501, Baruna Jaya IV akan dilengkapi alat yang mampu memindai objek yang berada 2.500 meter di bawah laut. Beberapa teknologi BPPT yang bisa dipakai untuk operasi SAR juga akan dibawa seperti teknologi untuk observasi visual dengan memakai PUNA atau pesawat tanpa awak yang memiliki kamera pengintai. Tujuannya melakukan pengamatan dari udara untuk menemukan objek-objek yang ada dipermukaan daratan atau lautan.
“Namun, untuk operasi pencarian pesawat AirAsia QZ-8501, BPPT memfokuskan memakai Kapal Baruna Jaya IV karena akan melakukan pengamatan bawah laut untuk melihat objek-objek yang ada di dasar laut,” pungkas Ridwan. sumber www.bppt.go.id