TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini sedang mengembangkan komposit untuk pesawat ramah lingkungan dan ekonomis. Komposit merupakan material yang terbuat dari dua atau lebih bahan berbeda yang digabungkan untuk menciptakan sifat unggul dari bahan tersebut.
Komposit memiliki kombinasi antara kekuatan, kekakuan, dan keberatan yang superior dibandingkan dengan bahan tunggal. Komposit dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, termasuk laminat, fiberglass, dan campuran serat penguat dengan matriks polimer.
“Bahan dalam membuat komposit dapat mencakup serat karbon, serat kaca, resin epoksi, resin polimer, dan penguat lainnya seperti serat aramid,” tutur Periset Pusat Riset Teknologi Penerbangan BRIN, Kosim Abdurrahman dikutip technologyindonesia.id dari laman brin.go.id pada Jumat (28/6/2024).
“Proses pembuatan komposit melibatkan pengaturan dan pengikatan bahan-bahan tersebut bersama-sama dalam pola yang terencana untuk mencapai sifat yang diinginkan,” imbuhnya.
Kosim menjelaskan, material komposit banyak digunakan di industri pesawat terbang karena kombinasi kekuatan, kekakuan, dan keberatan yang ringan. Dengan kombinasi ini dapat menghasilkan pesawat yang lebih efisien secara bahan bakar dan performa .
Selain itu, komposit juga tahan terhadap korosi dan memiliki ketahanan yang tinggi sehingga memperpanjang umur operasional pesawat.
“Penggunaan material komposit dalam satu unit pesawat biasanya berkisar antara 20% hingga 50%, tergantung pada jenis pesawat dan desainnya. Pesawat modern, terutama pesawat kecil hingga menengah cenderung memiliki persentase komposit yang lebih tinggi dalam strukturnya,” kata Kosim.
Mengingat betapa pentingnya riset material ini, Kosim dan timnya mengembangkan sambungan komposit. Mereka mempelajari sifat sambungan adhesif/melekat antara komposit ke komposit dan komposit ke logam pada struktur pesawat, serta pengaruh lingkungan terhadap sambungan tersebut.Â
Dengan memahami kekuatan dan ketahanan sambungan komposit ini, periset dapat merancang struktur pesawat yang lebih efisien dan andal, serta mengurangi risiko kegagalan struktural yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan.
Selain itu, penelitian ini juga dapat membuka jalan untuk pengembangan teknologi sambungan baru yang lebih baik dan inovatif.
“Kami targetnya ingin memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang sifat-sifat sambungan komposit yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan teknologi masa depan dalam industri penerbangan,” terangnya.
Kosim menyampaikan, penggunaan komposit pada pesawat terbang menghadapi sejumlah tantangan seperti biaya produksi yang tinggi, perbaikan dan pemeliharaan yang tinggi, serta kebutuhan akan regulasi keselamatan yang ketat.
“Meskipun biaya produksi awalnya tinggi, namun dalam jangka panjang penggunaan komposit dapat mengurangi biaya operasional pesawat karena kekuatan dan ketahanannya yang tinggi dapat mengurangi kebutuhan perawatan dan perbaikan,” tuturnya.
Peluangnya, lanjut Kosim, adalah meningkatkan efisiensi dan kinerja pesawat serta mengurangi bobotnya secara signifikan, sehingga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi karbon. Pesawat menjadi lebih ramah lingkungan dan ekonomis.(Sumber brin.go.id)