Denpasar, Technology-Indonesia.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan (lemlitbang) untuk menghasilkan inovasi yang mengarah pada ‘green economy‘ yang ramah lingkungan.
“Kita dalam era menuju green economy di mana di lingkungan kita sekarang ada polusi udara yang begitu dahsyat, apalagi di Jakarta. Bagaimana menuju kendaraan listrik ke depan kita bangun,” ungkap Menristekdikti saat membuka Rangkaian Kegiatan Ilmiah Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 Tahun 2019 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Denpasar pada Senin (26/9/2019).
Saat ini, lanjutnya, sudah ada produk prinsipal dari Indonesia yang menjawab tantangan green economy. Salah satunya, motor listrik Gesits yang dihasilkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
“Alhamdulillah dari inovasi anak Indonesia, untuk kendaraan darat kita sudah menghasilkan motor listrik, yang namanya Gesits. Gesits ini diinisiasi oleh para peneliti dari ITS, ITB, dan ini sudah diproduksi PT Wijaya Karya, produksinya sudah mencapai kapasitas lima puluh ribu per tahun,” ungkapnya.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu. Menhan yang turut hadir pada kesempatan itu menyampaikan, untuk mendukung inovasi dalam negeri dalam bidang alat utama sistem persenjataan (alutsista), Kemenhan telah mengalokasikan anggaran Rp 16 triliun untuk industri pertahanan nasional, terutama melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Strategis yang mencakup PT Pindad, PT PAL, PT Dirgantara Indonesia.
“Mari kita tunjukkan pada dunia bahwa produksi alutsista TNI dalam negeri memiliki kualitas dan performa yang handal, yang prima dalam memperkuat sistem pertahanan negara Indonesia, sehingga dunia akan melihat dengan mata kepala sendiri, kehandalan produk dalam negeri Indonesia yang kemudian akan memilih Indonesia sebagai salah satu produsen alutsista yang memiliki potensi untuk kemudian memesan alutsista tersebut,” ungkap Ryamizard.
Rangkaian Kegiatan Ilmiah Hakteknas ini mencakup 18 kegiatan ilmiah yang diadakan di berbagai lokasi di Bali, 56 di seluruh Indonesia, dan satu di London, Inggris. Rangkaian ini melibatkan puluhan perguruan tinggi dan lembaga penelitian, pengembangan (lemlitbang) dari kementerian maupun lembaga negara (K/L), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta.
Pada kesempatan tersebut, Menristekdikti dan eselon Kemenristekdikti menandatangani empat nota kesepahaman penting dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Hukum dan HAM, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), serta PT Tata Sarana Mandiri dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Nota kesepahaman antara Kemenristekdikti dengan Kementerian Pertahanan berfokus pada kerja sama pendidikan, riset, penguatan inovasi dan pengabdian masyarakat; dengan BPH Migas berfokus pada sosialisasi bidang hilir minyak dan gas bumi; dengan Kementerian Hukum dan HAM berfokus pada pertukaran data dan pemanfaatan sumber daya di bidang riset, teknologi, pendidikan tinggi, hukum dan hak asasi manusia (HAM); serta dengan PT Tata Sarana Mandiri (TSM) dan BPPT berfokus pada kerja sama pusat riset dan pengembangan nasional teknologi maju dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.