PLTS Harus Bisa Jadi Katalis Bagi Industri di Indonesia

Jakarta, Technology-Indonesia.com – President Director PT Indesso Aroma, Robby J. Gunawan menyatakan kalangan industri harus bisa memberikan kontribusi besar untuk menjaga bumi dari ancaman kerusakan ozon akibat proses pembakaran dari kendaraan bermotor maupun pembangkit listrik berbahan bakar energi fosil, batubara, minyak dan gas.

Pihaknya menyadari hal tersebut karena sejalan dengan visi dan misi perusahaan di sektor aromatik ini untuk komitmen berwawasan lingkungan dari hulu hingga hilir. Karena itu, pihaknya memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tipe atap di pabrik yang berlokasi Cileungsi-Bogor, Jawa Barat.

“Dengan terpasangnya daya listrik tenaga surya sebesar 500KW ini kami telah memberikan kontribusi dalam mereduksi emisi karbon sebesar 401 ton setara CO2 dalam setahun. Apabila seluruh industri di Indonesia ini memiliki kesadaran tinggi untuk memanfaatkan berbagai pembangkit listrik ramah lingkungan yang tergabung dalam energi baru terbarukan (EBT) apakah itu surya, angin, air dan panas bumi maka pembolongan ozon bisa ditekan seminiminal mungkin”, tegas Robby dalam peresmian PLTS di Cileungsi, Rabu (9/5/2018).

Pembangunan Solar PV ini menelan biaya investasi sebesar Rp 9 miliar. PT Indesso Aroma mendapatkan subsidi sebesar 40% dari Joint Crediting Mechanism (JCM) yang merupakan lembaga donor negara Jepang yang bekerjasama dengan Pemerintahan Indonesia dalam hal CQ, di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian(Kemenko Perekonomian). Kerjasama G to G ini telah berlangsung semenjak tahun 2013 dalam rangka menekan pemanasan global yang bisa sangat mengancam kehidupan manusia di muka bumi.

Asisten Menteri Bidang kerjasama Pembiayaan, Kemenko Perekonomian, Rizal Edwin Manansang menyatakan, melalui skema JCM yang merupakan kerjasama bilateral antar pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang. “Kami sangat mendukung upaya sejenis dalam pemanfaatan subsidi dari pemerintah Jepang dalam rangka kegiatan penurunan emisi untuk pencegahan perubahan muka bumi ini,” lanjutnya.

Menurut Edwin, Kemenko Perekonomian ikut bangga dengan timbulnya kesadaran dari industri bukan saja untuk bergabung dengan skema JCM, tetapi juga melakukan inovasi yang tiada henti di dalam aksi nyata penurunan emisi dan implementasi energi terbarukan.

Wakil Sekretariat JCM Indonesia, Cahyadi Yudodahono menyampaikan, dalam 4 tahun masa implementasinya, pihaknya melaksanakan 30 proyek di Indonesia yang disubsidi melalui skema JCM pada berbagai sektor seperti EBT, efisiensi energi di gedung, industri dan manufaktur dengan nilai investasi 30 proyek sebesar USD 139 juta.

President dan CEO Next Energy, Atsushi Ito, sebagai kontraktor proyek menegaskan, sebagai perusahaan penyedia jasa Solar PV yang terintegrasi di Jepang, proyek ini memberikan kesempatan yang sangat besar untuk berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia. Proyek ini dikerjakan bersama dengan PT Meiden Engineering Indonesia yang menjadi kontraktor pelaksana, serta pula bermitra dengan PT ATW Sejahtera sebagai Sub Kontraktor Pelaksana.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author