Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan Kemenristekdikti dan PT. Daun Biru mengembangkan purwarupa (prototype) mesin bubut CNC kapasitas 5.5 KW dan mesin milling CNC kapasitas 3.7 KW. Pengembangan mesin CNC yang diberi nama mesin bubut KIRANA CNC Kirana 5 dan mesin milling CNC GAYATRI 5.3.3 diharapkan mendorong tumbuh kembangnya Industri Mesin Perkakas Nasional.
Deputi BPPT Bidang Teknologi industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR), Wahyu Widodo Pandoe, mewakili Kepala BPPT mengatakan saat ini BPPT memiliki fasilitas Design Institute (lab DI) dan fasilitas manufaktur (lab Delphi – Development Engineering Laboratory for Plant Equipment and Heavy Industry), sebagai wadah berhimpun potensi intelektual anak bangsa dalam aktivitas rancang bangun dan rekayasa untuk meningkatkan daya saing industri dalam negeri, mengatasi hambatan paten, desain industri, dan lisensi.
“Adanya fasilitas lab BPPT tersebut memungkinkan dilakukannya pengembangan purwarupa mesin perkakas yang dapat digunakan pada tingkat industri maupun sarana pelatihan pada bidang pendidikan. Purwarupa mesin perkakas ini akan sangat berguna bagi perkembangan industri nasional serta memicu peningkatan teknologi yang lebih canggih mendatang,” tutur Wahyu di sela peluncuran purwarupa dua mesin CNC BPPT di Kampus Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, pada Senin (7/5/2018).
Wahyu menerangkan setelah melewati tahapan perancangan, produksi dan assembling langkah selanjutnya adalah proses pengujian untuk mengetahui capaian kualitas dayaguna dari mesin CNC. Diantaranya, melalui pengetesan terhadap ketelitian geometri (geometric test), dan juga dilakukan uji pemotongan (cutting test) sesuai dengan standard ISO1304-1 : 2004.
Untuk mengetahui kehandalan (realibility) dari kedua mesin tersebut, BPPT melaksanakan kerjasama pemanfaatan kedua purwarupa mesin CNC di Kampus Uninus, Bandung.
“Melalui penempatan alat ini diharapkan pemanfaatan dan beban pemakaian mesin CNC yang tinggi dalam rangka uji coba dapat dioptimalkan dan sekaligus dapat mendukung dunia pendidikan dan pengajaran di bidang teknik manufaktur di Uninus,” pungkasnya.
Sinergi Pemangku Kepentingan
Untuk mengurangi ketergantungan teknologi asing, Indonesia perlu mendorong kemandirian teknologi dalam negeri pada industri mesin perkakas, sebagai dasar atau penyokong utama industri mesin atau engineering industri.
Pada era globalisasi, persaingan dalam dunia industri sangat tinggi. Faktor dominan dalam memenangkan persaingan adalah QCD atau kualitas (Quality), harga (Cost) dan waktu penyerahan (Delivery) suatu produk.
Untuk memenuhi hal tersebut, produktivitas dan efisiensi sistem produksi Industri nasional harus ditingkatkan. Pengembangan kemampuan industri mesin perkakas dalam negeri akan memperkuat industri permesinan/manufaktur di dalam negeri.
Kemandirian menjadi positioning strategi negara dan industri dalam memenangkan persaingan di era globalisasi. Saat ini profit bukan menjadi tujuan, tetapi merupakan luaran atau outcomes dari kemandirian. Lebih lanjut kemandirian melahirkan keberlangsungan (sustainability).
Beberapa indikator utama dalam kemandirian industri adalah Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan peran serta industri permesinan dalam negeri yang maksimal, struktur yang kokoh, serta dukungan aktivitas R&D (Research and Development) yang saling bersinergi antara lembaga kaji terap dan industri.
Melalui peluncuran purwarupa dua mesin CNC BPPT ini, diharapkan terjadinya sinergi diantara lembaga kaji terap BPPT sebagai pembuat desain dan engineering purwarupa mesin CNC bersama mitra kerja industri dan pemangku kepentingan dalam memanfaatkan dan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang berpihak pada Industri CNC lokal. Rekomendasi ini akan meningkatkan potensi penggunaan produk mesin perkakas dalam negeri untuk pencapaian kemandirian Industri Nasional.