Indonesia Naik 5 Peringkat di Indeks GKI 2025, Siap Jadi Raksasa Geospasial Dunia

TechnologyIndonesia.id – Indonesia kembali mencatat prestasi membanggakan di kancah global. Dalam laporan Geospatial Knowledge Infrastructure (GKI) Readiness Index 2025, Indonesia naik lima peringkat dari posisi 33 pada 2023 menjadi peringkat 28.

Capaian ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan peringkat tertinggi di antara negara berpendapatan menengah atas, melampaui Malaysia (29), Afrika Selatan (33), dan Thailand (38).

Indeks GKI, yang dirilis oleh Geospatial World, mengevaluasi kesiapan 75 negara dalam membangun dan memanfaatkan infrastruktur geospasial untuk mendukung transformasi digital dan pembangunan berkelanjutan. Penilaian dilakukan berdasarkan lima pilar utama: infrastruktur, kapasitas kelembagaan, kebijakan, ekosistem industri, dan adopsi pengguna.

“Berdasarkan laporan, kekuatan Indonesia ada di ekosistem industri, infrastruktur, dan kebijakan. Hal ini menunjukkan peran sentral Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam koordinasi geospasial nasional,” jelas Mone Iye Cornelia Marschiavelli, Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama sekaligus Juru Bicara BIG melalui keterangan tertulis pada Kamis (8/5/2025).

BIG dinilai berhasil memastikan konsistensi data pemetaan lintas sektor melalui koordinasi yang solid di tingkat nasional. Hal ini berkontribusi besar terhadap posisi Indonesia dalam pilar infrastruktur geospasial global.

Meski demikian, tantangan masih hadir, terutama pada aspek adopsi pengguna—yakni tingkat pemanfaatan dan inovasi Informasi Geospasial (IG) oleh sektor swasta—dan kapasitas kelembagaan, yang mencakup ketimpangan kualitas data antarwilayah dan keterbatasan infrastruktur geospasial real-time. Hal ini menjadi penghambat dalam pengembangan sistem kota cerdas dan tanggap bencana.

Mone menekankan, capaian ini merupakan buah dari konsistensi implementasi Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2021 tentang Kebijakan Satu Peta (KSP). Inisiatif ini mengintegrasikan 85 peta tematik lintas kementerian dan provinsi dengan dukungan teknologi mutakhir seperti Light Detection and Ranging (LiDAR), radar, data objek 3D, dan citra satelit.

“Langkah proaktif BIG dalam penyediaan peta dasar skala besar 1:5.000 sangat penting untuk memperkuat tata kelola agraria, penataan ruang wilayah, mitigasi bencana, serta mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat dan efisien,” tambahnya.

Indonesia juga mendapat apresiasi internasional atas peran aktifnya dalam kerja sama global penginderaan jauh dan inovasi pemetaan berbasis komunitas—dua hal krusial dalam mendukung ketahanan pangan, mitigasi bencana, dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan.

Dengan keberhasilan ini, Indonesia diproyeksikan menjadi pemain utama dalam ekonomi berbasis spasial di era digital. Melalui penguatan strategi digital, peningkatan kapasitas, dan kemitraan regional, Indonesia terus memperkokoh posisinya sebagai pemimpin geospasial dunia.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author