Jakarta, Technology-Indonesia.com – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan menggelar “Tanam Bersama Padi Gogo dan Aplikasi Hasil Riset LIPI di Bidang Pertanian” di desa Bintang Ara, kecamatan Bintang Ara, kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan pada Kamis (25/10/2018). Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan LIPI terhadap program ketahanan pangan yang telah ditetapkan pemerintah.
Padi merupakan bahan pangan utama masyarakat Indonesia. Indonesia menjadi negara pengkonsumsi beras tertinggi ketiga dunia setelah Tiongkok dan India dengan jumlah konsumsi beras mencapai 37,4 juta ton.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan beras mulai dari penyediaan bibit unggul, penyediaan saran produksi, sampai perluasan areal tanam dengan memanfaatkan lahan-lahan terlantar dan lahan bekas perkebunan yang tidak digunakan lagi.
Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati mengatakan salah satu kendala perluasan areal tanam adalah makin luasnya Lahan Sub Optimal (LSO) dengan karakteristik berupa beriklim kering, memiliki keterbatasan air, berbatu, serta mempunyai kandungan pirit dan salinitas tinggi.
“LIPI telah mengembangkan dua varietas padi gogo Inpago LIPI Go1 dan Inpago LIPI Go2 yang dapat dimanfaatkan di lahan-lahan bekas perkebunan,” jelas Enny dalam keterangan tertulis yang diterima Technology-Indonesia.com pada Rabu (24/10/2018).
Dua varietas padi gogo yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Bioteknologi ini memiliki keunggulan dapat dipanen pada usia 110 sampai 113 hari sejak benih ditanam. “Produktivitasnya juga tinggi dengan potensi hasil rata-rata 4,5 ton gabah kering giling per hektar, lebih tinggi dari rata-rata produksi nasional sebanyak 3,5 ton per hektare,” papar Enny.
Varietas ini juga tahan terhadap penyakit blas dan cekaman aluminum yang banyak ditemukan di daerah termasuk Kalimantan Selatan. Inpago LIPI Go1 dan Inpago LIPI Go2 telah diujicoba di Lampung, Sukabumi (Jawa Barat), dan Konawe (Sulawesi Tenggara). “Produktivitas padi gogo masih di bawah padi sawah, namun keberadaannya diharapkan dapat membantu menopang produksi padi nasional,” lanjutnya.
Selain melakukan penanaman padi gogo unggul, LIPI juga akan mengaplikasikan penelitian biomassa mikroalga. Bahan organik berwarna hijau-kebiruan ini telah dibuat dalam bentuk serbuk dan siap digunakan oleh petani. Biomassa mikroalga mengandung berbagai makro dan mikronutrisi dapat mendukung aktivitas mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman.
Sebelumnya pada bulan Agustus, LIPI telah memberikan pelatihan pembuatan Pupuk Organik Hayati (POH) berbasis kekayaan mikroba Indonesia hasil penelitian Pusat Penelitian Biologi LIPI. “Pupuk ini memanfaatkan mikroba yang sesuai karakteristik daerah lokal dan bersahabat dengan tanaman sehingga membantu tanaman untuk menyediakan nutrisi yang dibutuhkan,” ungkap Enny.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penelitian Biologi, Syamsidah Rahmawati, Kabupaten Tabalong dipilih karena memiliki lahan sub optimal yang potensial untuk dimanfaatkan. “Terdapat areal lahan bekas kebun karet yang sudah tidak produktif seluas 25 hektare yang dapat dimanfaatkan,” jelasnya.
Syamsidah menjelaskan, dengan asumsi produksi gabah kering giling 4,5 ton per hektare maka dapat dicapai hasil panen sebanyak 112 ton gabah kering giling.
Pihaknya berharap upaya-upaya ini dapat turut mensukseskan program pemerintah dengan memanfaatkan lahan-lahan sub optimal. “Dengan upaya yang sedemikian, kami berharap mampu meningkatkan produktivitas pangan nasional,” tutup Syamsidah.