Balitbang KP Panen Ikan Kerapu Hybrid Berbasis IMTA

Balitbang Kelautan dan Perikanan melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL)-Gondol melakukan Panen Ikan Kerapu Hybrid di Keramba Jaring Apung berbasis Integrated Multi Tropic Aquaculture (IMTA) di Teluk Tomini, Kabupaten Bualemo, Gorontalo. Kegiatan ini bertujuan menerapkan pengembangan model budidaya laut terpadu secara efisien dan ramah lingkungan.

Kabupaten Bualemo, Gorontalo memiliki potensi sumber daya laut yang besar. Sumberdaya alam tersebut harus dikelola secara bijak untuk kemakmuran masyarakat. “Salah satunya melalui budidaya ikan di keramba jaring apung secara bijaksana berbasis IMTA di Teluk Tomini,” kata Kepala Puslitbang Perikanan Budidaya (P4B) Tri Heru Prihadi mewakili Kepala Balitbang KP dalam sambutannya di Desa Tabulo Selatan, Kec. Mananggu, Bualemo, Gorontalo, pada Sabtu (13/6/2015).

Acara panen ikan kerapu ini dihadiri oleh Wakil Bupati Gorontalo, Lahmudin Hambali; Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Sunandar; serta pejabat struktural dan peneliti.

Menurut Tri Heru, penerapan IMTA akan menciptakan sistem yang seimbang untuk perbaikan lingkungan,  stabilitas ekonomi, dan penerimaan sosial masyarakat sehingga menjadikan budidaya perikanan yang berkelanjutan. Stabilitas ekonomi ditunjukkan faktor penerimaan output, biaya lebih rendah, diversifikasi produk, dan pengurangan resiko.

“Budidaya laut berbasis IMTA ini dilakukan dengan memanfaatkan komoditas berupa ikan kerapu hybrid, tiram, dan rumput laut. Rumput laut memiliki peran biofilter dan menghasilkan biomas yang bernilai ekonomis. Limbah yang terbuang di laut baik berupa sisa pakan atau hasil metabolisme merupakan nutrient yang sesuai untuk pertumbuhan rumput laut. Nutrient juga akan menumbuhkan plankton yang bermanfaat untuk pertumbuhan tiram,” lanjutnya.

Kegiatan ini memanfaatkan sekitar empat hektar luas areal budidaya di Teluk Tomini. Pada areal tersebut terdapat 5 unit keramba bundar berdiameter 10 m dan enam unit keramba empat persegi panjang 5×15 m untuk budidaya kerapu. Sementara 6 unit long line untuk budidaya tiram dan 14 unit long line untuk budidaya rumput laut.

Benih kerapu hybrid (Cantang) yang didatangkan dari BPPL Gondol, Bali, berbobot awal berkisar 100-150 gram dengan kepadatan 1000 ekor/keramba. Benih kerapu diberi pakan segar berupa ikan rucah sekitar 4-8%/berat ikan/hari. Dalam Pemeliharaan sekitar enam bulan, bobot kerapu hybrid menjadi 568-633 gram, meningkat 472 gram atau 378 persen.

Keunggulan model budidaya laut terpadu berbasis IMTA, ikan kerapu tumbuh lebih baik dengan bobot badan meningkat sebesar 378 persen. Hal ini disebabkan air laut memberi kondisi cukup baik, limbah pemeliharaan digunakan untuk nutrient rumput laut dan tiram. Kondisi lingkungan perairan di sekitar KJA budidaya kerapu tetap terjaga dengan baik.

“Hasil panen ikan kerapu ini diprediksi sebanyak 3.8 ton. Total Produksi tiram  450 kg meningkat lima kali lipat. Sementara rumput laut total produksinya 15 ton, meningkat lima kali dari penebaran,” kata Tri Heru.

Dalam sambutannya, Kepala BBPPBL-Gondol, Bambang Susanto mengungkapkan selama 2014, BBPPBL-Gondol telah melaksanakan empat kegiatan di beberapa kabupaten yaitu teknologi produksi benih bandeng berkualitas di Kabupaten Gresik, Jawa Timur; teknologi perbenihan dan pendederan kerapu di Halmahera Utara; teknologi pembesaran abalone di Kabupaten Lombok Timur; dan pengembangan pembesaran kerapu di Kabupaten Belitung Timur.

Selain budidaya laut terpadu berbasis IMTA di Bualemo-Gorontalo, pada tahun 2015, BBPPBL Gondol melaksanakan kegiatan pengembangan teknologi pembesaran abalone di Lombok Timur; pendederan dan pembesaan kerapu di Kabupaten Belitung Timur dan Kota Bontang, Kaltim; serta pembesaran lobster di Gunung Kidul, Yogyakarta.

“Budidaya laut terpadu berbasis IMTA ini merupakan salah satu hasil inovasi teknologi perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan,” ujar Bambang.

Sementara itu, Kepala Loka Penelitian Budidaya Rumput Laut, Rani Pong Masak mengungkapkan bahwa output hasil litbang kelautan dan perikanan merupakan upaya mendukung peningkatan produktivitas budidaya. “Hasil litbang itu berupa paket teknologi IMTA, teknologi resirkulasi, supra intesif udang, dan produk biologi strain rumput laut unggulan,” ujar Rani Pong Masak.

Salah satu kendala dari kegiatan ini adalah permasalahan penanganan panen ikan yang memerlukan ijin sandar kapal yang mampu menampung ikan dalam jumlah besar. Sementara Kabupaten Bualemo bukan merupakan pelabuhan muat singgah. “Kegiatan ini tidak akan berjalan baik apabila tidak ada peran aktif dari Pemda/Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Bupati Kabupaten Gorontalo, dan para pembudidaya,” pungkasnya.

 

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author