Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyiapkan lahan 20 hektare untuk pembangunan fasilitas iradiator agar mampu meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi. Iradiator sangat cocok dibangun di Kaltim untuk pengawetan hasil laut yang melimpah.
Ketua Balitbangda Provinsi Kaltim, Edi Kuswadi menyampaikan hal tersebut pada kegiatan serah terima kegiatan pra studi kelayakan yang dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) terhadap rencana pengembangan kawasan Buluminung, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sebagai Kawasan Buluminung Nuclear Industry Science Techno Park (BNI-STP) di Samarinda, Selasa (18/12/2018).
“BNI-STP merupakan bagian dari Science and Technology Park (STP) yang dirancang oleh Kemenristekdikti yang berlokasi di Buluminung dengan luas total 4.808 Ha, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). BNI-STP sendiri memiliki luas sekitar 20 Ha,” kata Edi
Ia menambahkan, BNI-STP merupakan area terpadu yang di dalamnya terdapat berbagai fasilitas yang saling bersinergi dengan berbagai fungsi yakni sebagai pusat pendidikan, penelitian, aplikasi iptek nuklir, dan temu antara komunitas iptek nuklir dengan dunia usaha. Selain itu, kawasan ini juga difungsikan sebagai tempat untuk mempromosikan dan tujuan wisata iptek nuklir.
Melihat geografis wilayah provinsi Kaltim yang sebagian besar adalah lautan dengan hasil laut yang melimpah, maka menurut Edi fasilitas iradiator sangat dibutuhkan. “Sebagaian besar luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur adalah lautan yang mencapai 294.461,42 km2 dengan berbagai hasil laut yang melimpah, iradiator sangat cocok untuk dibangun sebagai sarana pengawetan hasil laut,” tambahnya.
Sekretaris Utama Batan, Falconi Margono di sela-sela kegiatan tersbut mengatakan, pihak Kaltim mempunyai mimpi akan menjadikan Buluminung sebagai pusat pengembangan teknologi yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Pada tahun 2017, Gubernur Kaltim telah menetapkan Buluminung sebagai kawasan BNI-STP. Selanjutnya kita diminta untuk melakukan survei terhadap wilayah yang dimaksud apakah cocok untuk dikembangkan sebagai tempat pengembangan teknologi nuklir,” kata Falconi.
Hasil ini menurut Falconi masih tahap awal atau pra studi kelayakan yang nantinya masih diperlukan tahapan lebih lanjut. Pada kesempatan kali ini hasil studi awal tersebut akan disampaikan kepada pihak pemerintah Kaltim.
“Dalam studi awal tersebut ada beberapa aspek yang dikaji baik aspek tapak maupun non tapak. Dari kajian tersebut ternyata di Buluminung ini cocok untuk dibangun fasilitas iradiator,” ujarnya.
Fasilitas iradiator merupakan fasilitas nuklir yang memanfaatkan sinar radiasi untuk pengawetan bahan makan, produk laut, bahan rempah, bahan kosmetik dan sterilisasi alat kesehatan. Saat ini Batan telah mempunyai pengalaman membangun iradiator di kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan dengan lokal konten di atas 80%.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir, Suparman mengatakan, studi tahap awal membutuhkan waktu satu tahun dan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.
“Apabila hasil pra studi ini dianggap layak, maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya. Pada kesempatan kali ini kita ingin mengetahui kebutuhan terhadap teknologi apa saja yang cocok untuk dikembangkan di wilayah Kalimantan Timur,” kata Suparman.