BROL-BRSDM Luncurkan Aplikasi Laut Nusantara Fase 3

Jembrana – Balai Riset Observasi Laut (BROL) meluncurkan produk-produk  unggulan hasil riset berbasis teknologi digital. Salah satu produk unggulan yang diluncurkan yaitu  Laut Nusantara Fase ke-3.  Aplikasi berbasis android ini merupakan produk hasil kerja sama antara BROL dengan XL Axiata yang saat ini telah dimanfaatkan oleh lebih dari 15 ribu pengguna. 

“Ini merupakan langkah BRSDM dalam menciptakan nelayan milenial. Dengan kultur dan kearifan Indonesia, namun menggunakan teknologi terbarukan yang dapat diakses di manapun dan kapanpun. Di samping itu, Saya juga mengundang seluruh kabupaten dan kota untuk membuat stasiun kecil sebagai pos atau kios maritim, sebagai pusat data untuk nelayan atau masyarakat kelautan dan perikanan setempat. Di mana data dan informasinya  berasal dari hasil riset dan novasi BRSDM. Sehingga hal tersebut dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin,” kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikasan (BRSDM) Sjarief Widjaja dalam ajang Inovasi Bahari bertemakan ‘Transformasi Budaya Maritim Melalui Inovasi Teknologi Digital’, Kamis (29/8/2019)

Kepala BROL, I Nyoman Radiarta, megatakan ajang Inovasi Bahari ini menjadi momentum dan sarana untuk memberikan kontribusi atas upaya peningkatan kesejahteraan nelayan Indonesia, terutama untuk mendorong transformasi budaya maritim melalui inovasi teknologi digital.

“Inovasi Bahari sesuai dengan marwah BROL sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) dalam kegiatan Riset dan Observasi Sumber Daya Laut. Tepat pada 29 Agustus, kami juga merayakan hari jadi ke-14. Diharapkan, gebyar Inovasi Bahari ini menjadi langkah nyata BROL untuk berkontribusi pada negeri terkait penyediaan data dan informasi kelautan dan perikanan dan menjadi acuan bagi kami untuk lebih bergerak di tahun-tahun berikutnya,” ucap I Nyoman Radiarta.

Sementara itu, dalam aplikasi Laut Nusantara Fase ke-3 terdapat beberapa fitur yang dikembangkan, yakni fitur navigasi ke titik tangkapan ikan dan fitur panggilan darurat. Fitur navigasi merupakan penunjuk jalan yang aman menuju lokasi ikan dengan mempertimbangkan antara lain keberadaan karang dan berbagai penghalang di laut. Fitur ini sangat berguna bagi nelayan yang melakukan pekerjaannya di malam hari.

“Dengan menggunakan fitur ini, nelayan dapat memperhitungkan jarak tempuh yang kemudian bisa memperhitungkan kebutuhan BBM. Selain untuk mendukung usaha menangkap ikan,  persediaan BBM juga berpengaruh pada keselamatan nelayan. BBM yang mencukupi dapat memungkinkan nelayan menghindari cuaca buruk yang mengancam keselamatannya,” papar I Nyoman Radiarta.

Fitur lainnya, yaitu panggilan darurat yang memungkinkan seorang nelayan mengirimkan informasi kondisi darurat atau SOS yang dihadapinya kepada admin Laut Nusantara melalui fitur chat. Admin Laut Nusantara selanjutnya meneruskan informasi kepada pihak berwenang dalam keselamatan di laut, juga kepada nelayan lain yang ada di sekitar lokasi.

Selain itu terdapa fitur-fitur tambahan lainnya, seperti fitur tanya jawab mengenai hal-hal yang paling sering ditanyakan dalam penggunaan aplikasi Laut Nusantara; satelit view; serta review dari nelayan mengenai akurasi data lokasi keberadaan ikan.

Direktur Teknologi XL Axiata, Yessie D Yosetya, menyampaikan bahwa aplikasi Laut Nusantara juga merupakan langkah XL untuk membantu nelayan agar selalu up to date menggunakan aplikasi digital, untuk mengetahui keberadaan ikan di laut. “Bersama dengan BROL, kita akan terus mengembangkan dan berimprovisasi agar dapat menciptakan versi dan fitur baru selanjutnya.  Aplikasi ini juga tidak hanya dapat digunakan untuk pengguna XL saja, tapi juga bisa digunakan oleh jaringan apapun,” ungkap Yessie.

Selain Aplikasi Laut Nusantara, juga diluncurkan Sistem Prediksi Kelautan (SIDIK) Fase 2 yaitu Observation & Modelling Information System (OMIS), Sistem Manajemen Laboratorium Kualitas Perairan (SIMANTAP), dan High Performance Computing (HPC) Cluster.

BROL turut memberikan Inovasi Bahari Award sebagai bentuk apresiasi terhadap stakeholder, dengan beberapa kategori, yaitu  Social Media Darling yang diperoleh Gusti Irsan Permana,  Instansi Pemerintah Terinovatif yang diperoleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Tengah, dan Stakeholder Suportif yang diperoleh Rustam Adji, nelayan Banyuwangi.

Di akhir acara, turut dilaksanakan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BROL dengan Mangrove Nusantara (MATA), BROL dengan Rumah Sakit BaliMéd Negara,  BROL dengan Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh (PUSTEKDATA), LAPAN,  Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC),  Pusat Riset Kelautan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara,  Pusat Riset Kelautan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Tengah; serta MOU antara BRSDM dengan Kabupaten Bangka Tengah.

“Hari ini kita saksikan bersama salah satu bukti nyata perwujudan negara hadir untuk rakyat. Inovasi, riset maupun teknologi yang dihasilkan oleh BRSDM, muaranya untuk kepentingan masyarakat, nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan Indonesia. Tantangan bidang riset saat ini adalah bagaimana hasil-hasil riset dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi stakeholders maupun masyarakat. Kita harus semakin kuat dan solid dalam menjalankan seluruh kebijakan dan program Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam bingkai misi kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan,” tegas Sjarief Widjaja.

Selain itu, Sjarief Widjaja mengatakan memaksimalkan pemanfaatan hasil riset dan inovasi, selain dibutuhkan inovasi teknologi yang merupakan produk hasil riset yang menghasilkan terobosan, di sisi lain ada Information, Communication and Technology (ICT) sebagai wadah untuk menyebarkan informasi ke seluruh pihak.

Selanjutnya yakni citizen journalism, di mana informasi itu tidak hanya  berasal dari pemerintah ke masyarakat tapi juga masyarakat ke masyarakat.”Dengan ketiga poin tersebut, maka aplikasi yang kita miliki bisa berperan secara berantai, agar informasi berjalan dengan cepat sejalan dengan perkembangan dunia digital,” lanjutnya.

Kehadiran Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, kata Sjarief, juga menjadi bukti bahwa pemerintah daerah turut andil dan mendukung hasil riset dan inovasi yang dikembangkan oleh BRSDM.  Pihaknya pun berharap, inovasi yang tercipta dapat bermanfaat untuk masyarakat nelayan yang ada di nusantara.

Hadir dalam acara tersebut, Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekologi dan Sumberdaya Laut, Aryo Hanggono;  Kepala Pusat Riset Kelautan (PUSRIKEL), Riyanto Basuki; Bupati Bangka Tengah, Ibnu Saleh; Kasubdit Kerja Sama Dalam Negeri BAKAMLA, Eli Susiyanti; Protelindo; perwakilan Universitas Ganesha; perwakilan Universitas Brawijaya; Kepala Desa Budeng, Kepala Desa Perancak; serta Kepala Desa Air Kuning.

You May Also Like

More From Author