Jakarta, Technology-Indonesia.com – Perkembangan kebutuhan pangan yang terus meningkat, menyebabkan produksi pangan dituntut bisa mengimbangi permintaan itu. Namun produksi pangan harus tetap memperhatikan aspek lingkungan.
Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan yang dikembangkan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan) juga mengikuti trend itu. Saat ini telah banyak pihak yang tertarik untuk mengembangkan teknologi tersebut.
Salah satunya, PT. Agro Indah Permata 21 yang berkunjung ke Balingtan pada Rabu (29/8/2018) untuk membahas ketertarikannya pada beberapa hasil inovasi teknologi seperti teknologi penyaringan air dan perangkat uji residu pestisida.
Teknologi penyaringan air yang diminati adalah teknologi Filter Inlet Outlet (FIO) yaitu teknologi yang memungkinkan untuk menyaring logam berat dan residu pestisida agar tidak mencemari persawahan, serta dapat menyaring air yang keluar dari persawahan sehingga tidak mencemari lingkungan pengairan di sekitarnya.
Kepala Balingtan Asep Nugraha Ardiwinata mengatakan sejumlah teknologi pertanian yang ramah lingkungan ini bertujuan mengenalkan dan merangsang para pemangku kepentingan maupun petani untuk melakukan alih teknologi.
“Dengan duduk bersama menjadikan momentum untuk kesejahteraan petani. Hal ini sesuai dengan motto kami yaitu Cepat, Efisien, Responsif, Inovatif dan Akuntabel atau disingkat CERIA” ujarnya.
Teknologi lainnya, yakni perangkat uji residu pestisida (PURP), pupuk urea berlapis biochar, varietas padi rendah emisi, biopestisida, serta biokompos yang merupakan pupuk organik yang mengkombinasikan pupuk kandang dan arang sekam dengan perbandingan empat banding satu.
“Produk untuk kesejahteraan petani yang diproduksi antara lain pupuk hayati, pestisida nabati, dan pembenah tanah,” kata Roni Riyanto, Direktur Marketing PT Agro Indah Permata 21.
Pengembangan teknologi pertanian ramah lingkungan ini digunakan untuk memproduksi pangan dengan kualitas terbaik, tanpa memberikan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.