TechnologyIndonesia.id – Kesehatan mental menjadi isu penting yang semakin disadari masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2021, diperkirakan lebih dari 54 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental atau setara satu dari lima orang.
Namun, ketersediaan tenaga profesional seperti psikolog belum mampu menjangkau semua kebutuhan pasien. Kondisi inilah yang melatarbelakangi hadirnya LightenUp, sebuah aplikasi digital yang menjembatani antara pasien dan psikolog.
Chief Executive Officer PT Zakarya Inovasi Teknologi Internasional, Lukas Sangka Pamungkas menjelaskan bahwa LightenUp merupakan multi-side platform yang mempermudah pekerjaan penyedia layanan kesehatan mental dan membantu pasien dalam proses penyembuhan.
LightenUp didesain untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan mental dan manajemen data dengan tujuan meningkatkan efisiensi, kualitas perawatan, keamanan, serta memastikan kemudahan akses bagi semua pengguna.
“LightenUp merupakan aplikasi monitor kesehatan mental. Aplikasi ini digunakan untuk mempermudah psikolog untuk memonitor pasiennya. Segmen kami adalah psikolog, rumah sakit, klinik dan lain-lain,” terang Lukas dalam acara Indonesia Technology and Innovation (INTI) Expo 2025 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta pada Rabu (29/10/2025).
Lukas menyampaikan bahwa aplikasi sejenis ini masih minim. Sementara satu orang psikolog rata-rata menangani 100 pasien, sehingga progresnya bisa tidak tercatat dengan baik. Aplikasi LightenUp lahir untuk menutup gap tersebut agar ketika pasien mendapatkan solusi dengan cepat.
Aplikasi ini digunakan untuk memantau kemajuan pasien sehari-hari. Pasien dapat melaporkan progressnya melalui aplikasi LightenUp. Pasien bisa menggunakan aplikasi LightenUp untuk melacak mood dan mengisi jurnal harian sebagai alat bantu konseling dengan psikolog.
Sementara, psikolog dapat menggunakan beragam jenis lembar kerja/worksheet yang tersedia untuk menganalisa kondisi pasien sesuai kategori yang dibutuhkan. Ada fitur mood tracker yang bisa ditampilkan selama satu bulan mengenai kondisi pasien.
“Dalam satu minggu ini emosinya mungkin bahagia sekali atau sedih sekali. Sesuatu yang berlebihan kan tidak baik, nanti itu bisa diberikan saran oleh psikolog. Misalnya hari ini atau minggu ini pasien harus melakukan aktivitas di luar seperti olah raga dan sebagainya,” ujar Lukas mencontohkan.
Lukas mengungkapkan bahwa pengembangan aplikasi ini mendapat dukungan pendanaan startup binaan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) selama dua tahun. Saat ini, aplikasi ini dipakai oleh psychology center di President Special Needs Center (PSNC) yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Universitas Presiden.
Untuk rencana pengembangan tahun ini, Lukas menyampaikan bahwa LightenUp akan dilengkapi dengan fitur untuk Human Resource Development (HRD) agar bisa mengontrol atau memonitoring kesehatan mental karyawan. Pihaknya juga telah mengembangkan media untuk terapi yaitu game kesehatan mental untuk meredakan stress, kecemasan dan lain sebagainya.
Lukas berharap aplikasi ini dapat bermanfaat terutama bagi pasien atau karyawan yang berusaha untuk sembuh dari sakit mental. Aplikasi ini juga diharapkan bisa membantu para psikolog untuk mempermudah pekerjaannya dalam mengontrol dan memonitor progres dari kesehatan para pasiennya.
Aplikasi LightenUp Bantu Psikolog Pantau Pasien Penderita Kesehatan Mental
