Pepaya Merah Delima Balitbangtan Bangkitkan Gairah Petani di Kebumen

Jakarta, Technology-Indonesia.comĀ – Pepaya, buah andalan di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah (Jateng) yang pernah berjaya dan menjadi komoditas ekspor. Di wilayah sepanjang pantai selatan Kab. Kebumen hingga Kab. Cilacap, dengan mudah dijumpai hamparan pertanaman pepaya. Lahan dan agroekosistem wilayah tersebut memang sangat mendukung untuk tumbuh optimal tanaman pepaya.

Namun, pada tahun 2013, serangan penyakit jamur yang sangat cepat menyebar, menyebabkan penurunan produksi yang drastis akibat kematian tanaman yang sudah berproduksi. Hingga saat ini, serangan penyakit jamur masih menjadi momok bagi sebagian petani untuk menanam pepaya.

Seiring dengan pencanangan Tahun Perbenihan Nasional 2018 oleh Kementerian Pertanian, dimulai tahun 2017 hingga tahun 2018, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Jateng, Badan Litbang Pertanian menginisiasi kegiatan produksi benih Pepaya Merah Delima (medel) di kelompok tani Karangrejo Kec. Mirit Kab. Kebumen bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Kebumen. Pepaya Medel merupakan varietas unggul baru pepaya Badan Litbang Pertanian karya peneliti Balai Penelitian Buah Tropika Solok, Sumatera Barat.

Pada tahun 2017, BPTP Balitbangtan Jateng telah memproduksi benih Pepaya Medel sebanyak 20.950 bibit yang didistribusikan kepada kelompok tani di Kab. Banyumas sebanyak 3000 bibit, Kab. Batang sebanyak 1500 bibit dan selebihnya dikembangkan di Kab. Kebumen sejak Desember 2017. Pada tahun 2018, benih Pepaya Medel diproduksi kembali sebanyak 15.000 benih dan telah dibagikan kepada kelompok tani di wilayah Kab. Cilacap dan Kab. Kebumen.

Ruslan, anggota kelompok tani Karangrejo, Desa Petikusan, Kec. Mirit, salah satu petani penerima bantuan benih Pepaya Medel pada 2017, sudah menanam sebanyak 700 pohon di lahan pasir sejak Desember 2017. Pada bulan September 2018, pepaya tersebut sudah mulai panen serta merasakan hasilnya.Ā Selama dua bulan panen, sudah diperoleh penghasilan Rp. 30 juta.

Keberhasilan tersebut menjadi motivasi petani-petani lainnya untuk mengembangkan Pepaya Medel dan memupus ketakutan adanya serangan penyakit yang sempat menghabiskan tanamannya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Kebumen, Pujirahayu mengatakan saat ini luas pertanaman pepaya di Kab. Kebumen tinggal sekitar 100 hektare yang tersebar di wilayah bagian selatan.

Melihat produksi yang tinggi dan harga yang kompetitif dari Pepaya Medel, Pujirahayu merasa optimis bahwa pengembangan pepaya di Kab. Kebumen akan bangkit kembali. Pujirahayu berharap agar kelompok tani difasilitasi untuk dapat memproduksi benih secara mandiri. Ia juga berharap adanya penguatan kelembagaannya mendukung percepatan pengembangan pepaya yang tidak hanya di wilayah selatan namun juga di wilayah bagian utara Kab. Kebumen.

Agar petani dapat memproduksi benih Pepaya Medel secara mandiri, BPTP Balitbangtan Jateng menyelenggarakan bimbingan teknis (Bimtek) teknologi produksi benih pepaya medel kepada 40 petani dari empat kecamatan di Kab. Cilacap dan 30 petani dari tiga kecamatan di Kab. Kebumen. Petani peserta merupakan penerima bantuan benih Pepaya Medel tahun 2017 dan 2018.

Narasumber yang dihadirkan adalah peneliti pepaya dari Balitbu Tropika. Selain pemaparan materi teknologi produksi benih secara detail, juga dilakukan kunjungan lapang dimulai dengan pemantauan perkembangan benih, pengamatan dan penjelasan pengendalian OPT (Organisme Penganggu Tanaman), serta identifikasi dan karakterisasi calon induk benih.

Kepala BPTP Balitbangtan Jateng Harwanto menyampaikan harapannya agar Kab. Kebumen menjadi pioner sekaligus sentra pengembangan pepaya medel di Jawa Tengah. Selain itu, diharapkan akan tumbuh kelompok tani penangkar baru untuk mencukupi benih secara mandiri untuk memenuhan pengembangan pepaya lebih lanjut. R. Heru Praptana/SB

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author