Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) mulai tahun 2019 meluncurkan program Selamatkan Rawa Sejahtera Petani (Serasi). Program ini merupakan upaya mengoptimalkan fungsi lahan rawa menjadi lahan produktif dan sebagai lumbung pangan baru.
Sebagai langkah awal, Program Serasi memilih enam provinsi yang memiliki optimalisasi lahan rawa seluas 400.000 hektar. Keenam Provinsi itu adalah Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Jambi, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Untuk mensukseskan program Serasi pada tataran operasional di lapangan, Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian ( BBSDLP) menyiapkan dan melatih tenaga pendamping muda di lapangan. Salah satunya dengan menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) manajemen pengelolaan rawa untuk usahatani padi, jagung, palawija dan ternak bagi penyuluh, teknisi, dan tenaga Litkayasa lingkup Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balitbangtan, di Banjarmasin pada 18 – 21 Februari 2019. Sebanyak 60 peserta mengikuti acara Bimtek yang dibuka oleh Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjri Djufri di Western Hotel Banjarmasin.
Kepala Badan Litbang Pertanian dalam sambutannya menyatakan bahwa luas lahan rawa Indonesia mencapai 33,39 juta ha yang terdiri dari 20,09 juta ha lahan rawa pasang surut (60,20%) dan 13,20 juta ha lahan rawa non-pasang surut atau rawa lebak (39,80%). Luasan lahan rawa ini suatu potensi yang cukup besar untuk menjadikanya sebagai lumbung pangan baru.Untuk itu, perlu dukungan semua pihak termasuk pendamping lapangan (penyuluh dan tenaga teknis) sebagai garda terdepan dalam pembinaan keberhasilan budidaya dan kelembagaan petani.
Implementasi Program Serasi di tahun 2019 ini, lanjutnya, mengalokasikan seluas 500 ha lahan rawa pada dua wilayah yaitu Sumatera Selatan 250 ha dan Kalimantan Selatan seluas 250 ha.
Materi yang pada Bimtek adalah pengenalan lahan rawa dan tipologinya, pengelolaan tata air mikro untuk usahatani padi, jagung, dan palawija lainnya, model integrasi usahatani padi dengan itik dan ikan di lahan rawa, pengenalan mekanisasi, serta manajemen usahatani di lahan rawa.
Selain teori, peserta mengunjungi Kebun Percobaan dan laboratorium pengelolaan rawa milik Balai Penelelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra -Banjarbaru) di KabupatenBarito Kuala dan kunjungan lapang ke lahan petani seluas 40 ha yang menerapkan budidaya padi dan jagung dengan Sistem Surjan.
Krisyetno, peserta Bimtek Serasi yang juga calon penyuluh pertanian dari BPTP Kalteng mengungkapkan perasaannya tentang pelaksanaan Bimtek. “Kami sangat bersyukur bisa ikut Bimtek ini, karena dapat menimba ilmu dan keterampilan bagaimana mengelola lahan rawa dengan baik dan berkelanjutan. Ini menjadi bekal kami nantinya saat ditugaskan sebagai penyuluh yang akan mendampingi petani meningkatkan produksi padinya,” tuturnya.
Kris berharap lahan rawa dapat optimal termanfaatkan, bukan hanya lahan rawa pasang surut, tetapi juga rawa lebak (non pasang surut) yang potensinya juga cukup luas untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045. Dedy Irwandi- Balitbangtan