Seiring kesadaran hidup sehat, konsumsi beras hitam terus meningkat. Di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, produksi beras hitam mampu mencapai enam kwintal per 10 are (1000 m2).
Beras hitam saat ini mulai banyak diminati banyak kalangan karena meningkatnya kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat khususnya dari konsumsi pangan. Berbagai penelitian menunjukkan, beras hitam mengandung zat gizi di bagian lapisan luarnya seperti serat, vitamin B1, B3, B6, Vitamin E, mangan, fosfor, zat besi, antioksidan dan antosianin, asam amino dan asam lemak esensial.
Namun, kata Edi Listianto, peneliti BB Biogen Balitbangtan Bogor, padi beras hitam saat ini pengembangannya masih terbatas dan hanya dipasarkan dalam jumlah tidak banyak.
“Perlahan namun pasti perkembangan beras khusus ini akan meluas terutama karena alasan kesehatan” ujarnya saat kunjungan ke UPTD Narmada, Lombok Barat beberapa waktu lalu.
Saat ini, lanjut Edi, padi beras hitam masih berupa varietas padi lokal. “Belum diketahui pasti apakah sudah ada yang dilepas atau tidak. Namun untuk pendaftaran sebagai varietas lokal beberapa provinsi termasuk NTB,” ujarnya saat meninjau demplot padi hitam dan padi putih UPTD Pertanian Narmada
Selain pelepasan varietas unggul lokal, Edi menganjurkan, perlu juga dilakukan pemuliaan untuk menghasilkan VUB (varietas unggul baru) beras hitam dengan sifat lebih unggul seperti umur pendek, produktivitas tinggi dan rasa pulen.
Menurut salah satu Penyuluh UPTD Narmada Wayan Sudiarsa, pengembangan padi beras hitam akan terus dilakukan. Dari beberapa kali penanaman, kata Wayan, beras hitam yang umurnya memakan waktu sekitar 5-6 bulan, mampu memproduksi gabah kering panen rata-rata sekitar enam kwintal per 10 are. “Pemasaran beras hitam tidak terlalu sulit dan harga juga relatif bagus. Saat ini harga mampu mencapai harga Rp. 20.000,- per kg,” katanya.
Padi hitam atau beras hitam merupakan salah satu dari jenis beras khusus yang memiliki sifat unggul, karena warna dan kandungan gizinya. Padi yang menghasilkan beras hitam sebenarnya telah lama dan banyak ditanam di kawasan Asia. Berdasar dokumen sejarah, jaman dinasti-dinasti Tiongkok kuno ternyata beras hitam hanya dikonsumsi oleh kalangan kerajaan sehingga dikenal sebagai beras “terlarang”. Setelah selesai periode jaman kuno tersebut, beras hitam mulai dikembangkan ke seluruh kawasan Asia.