Muhammad Prama Yufdy, Ahli Tanah Rasa Hortikultura

Muhammad Prama Yufdy saat ini menjabat sebagai Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.  Prama, demikian sapaannya menempuh studi S1 di Jurusan Ilmu Tanah, Universitas Andalas. Kemudian melanjutkan studi bidang Agriculture and Food Faculty, University of Reading, Inggris dengan beasiswa dari British Council. Dan pada 2004, menyelesaikan studi S3 di Department of Land Management, Universiti Putra Malaysia.

Memulai karir sebagai peneliti bidang agronomi dan ilmu tanah di sub Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Natar, Lampung pada 1984. Gelar peneliti madya diraih saat mengabdi di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Setelah 20 tahun berkarir di Lampung dengan bidang penelitian kesuburan tanah dan biologi tanah, pada 2005 Muhammad Prama Yufdy diangkat sebagai Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara.

Berbagai upaya menyebarluaskan inovasi teknologi untuk petani telah dilakukan seperti memperkenalkan varietas unggul baru padi Mekongga pada 2006. Sekitar dua tahun kemudian Mekongga menjadi varietas ketiga terbanyak ditanam di Sumatera Utara.

Empat tahun memimpin BPTP Sumatera Utara, Suami dari Ir. Hayani, M.Sc ini dipercaya menahkodai BPTP Sumatera Barat. Beberapa terobosan dan penguatan jejaring dilakukan di BPTP Sumatera Barat, salah satu hasilnya adalah keberhasilan kerjasama produksi benih jagung Hibrida Bima 3 antara BPTP Sumatera Barat dengan PT. Agro Prima Mandiri.

Pada 2012, peneliti yang pernah menemukan bahwa 30 persen kebutuhan kalium pada tanaman nanas bisa disubstitusi oleh natrium yang terkandung oleh air laut ini diberi amanah untuk mengembangkan komoditas tanaman hias selaku Kepala Balai Penelitian Tanaman Hias, Cianjur.

Setahun memimpin Balai Penelitian Tanaman Hias, karir Muhammad Prama Yufdy terus menanjak menjadi Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura pada 2013. Berbagai inisiasi dilakukan untuk meningkatkan peran dan hasil inovasi hortikultura. Termasuk mengembangkan perbenihan bawang merah dengan biji bawang atau TSS (True Shallot of Seed)

Salah satu inisiasi besar yang dilakukan adalah penguatan kerjasama dengan Sakata Seed, Jepang dalam pengembangan varietas unggul baru tanaman hias Sunpatiens.

Sunpatiens adalah hasil persilangan antar spesies Impatiens (pacar air) asli Indonesia yang memiliki keunggulan tahan terhadap kekeringan. Bersama-sama dengan peneliti Balithi dan peneliti serta penyuluh beberapa BPTP juga telah mengembangkan varietas unggul baru tanaman hias Crysant sehingga pada 2014, varietas unggul baru Crysant produksi anak bangsa telah mendominir 30 persen usaha tani komoditas tersebut di Indonesia.

Sempat menjabat sebagai pelaksana harian Sekretaris Badan Litbang Pertanian, akhirnya pada 2016, Ayah 3 anak ini resmi dilantik oleh Menteri Pertanian sebagai orang nomor dua di Badan Litbang Pertanian yang mengkomandoi 65 Unit Kerja dan Unit pelaksana Teknis di seluruh Indonesia.

Tidak lama setelah menjabat sebagai Sekretaris Badan Litbang Pertanian, varietas Sunpatiens yang dirintis sebelumnya pun berhasil diluncurkan pada 6 September 2016 di Balai Penelitian Tanaman Hias, Cianjur. Atas pengabdian pada negara, Prama l mendapatkan Satyalancana 20 tahun dan 30 tahun dari pemerintah RI.

You May Also Like

More From Author