Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) turut berupaya memberikan bantuan medis kepada korban gempa 7 skala Richter yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu. BPPT berkontribusi melalui diseminasi inovasi implan tulang SS 316L untuk korban luka khususnya yang mengalami patah tulang.
Implan tulang hasil riset dan pengembangan BPPT ini merupakan hasil karya inovasi anak bangsa yang telah mendapatkan penghargaan dari Menteri Kesehatan dan Terbaik II Indonesia Health Care Forum Innovation Award 2018.
Direktur Pusat Teknologi Material BPPT, Mahendra Anggaravidya mengungkapkan, kegiatan ini merupakan upaya berkelanjutan BPPT melalui PTM sebagai PUI Teknologi Material Medis, untuk mendiseminasikan inovasi implan tulang SS 316L yang telah mendapatkan sertifikasi produksi di lini produksi implan mitra industri, PT. Zenith AP dan ijin edar dari Kementerian Kesehatan.
Implan tulang ini urainya, ditujukan untuk korban guna rehabilitasi patah atau retak tulang (bone fracture) yang dialami korban gempa Lombok.
“BPPT bersama mitra industri PT. Zenith AP memberikan ratusan implan tulang kepada korban gempa lombok, yang umumnya mengalami retak atau patah tulang akibat benturan reruntuhan bangunan atau objek lainnya akibat goyangan gempa 7 skala Richter,” jelasnya.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan tim Dokter Bedah Orthopedi untuk Bencana Gempa Lombok.
“Saat ini, kami telah menyerahkan bantuan kepada Koordinator tim Dokter Bedah Orthopedi untuk Bencana Gempa Lombok, Dr. Lanang, SpOT (K) yang dikoordinasikan melalui Sekretaris Dirjen Pelayanan Kesehatan, Kemenkes RI, Dr.dr. Agus Hadian Rahim , SpOT(K), yang juga memberi apresiasi dengan adanya implan tulang inovasi BPPT ini,” ujarnya.
Dari kegiatan ini terlihat bahwa Inovasi BPPT, selain berdampak di bidang teknologi, juga menjadi solusi kebencanaan untuk kemanusiaan.
“Semoga inovasi implan tulang ini dapat meluas pemanfaatannya. Serta mampu mensubstitusikan produk alkes implan tulang yang importasinya masih sekitar 90 persen,” pungkasnya.