Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kepala Balai Besar Pengembangan dan Pengkajian Teknologi Pertanian (BBP2TP) Balitbangtan, Fery Fahrudin Munier mengapresiasi kesuksesan petani dalam mengelola lahan kering menjadi kawasan sentra produksi bawang merah yang berbasis ramah lingkungan di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Fery menyampaikan hal itu saat Kunjungan Kerja (Kunker) di lokasi kegiatan ABT “Hilirisasi Inovasi Teknologi di Sentra Produksi Bawang Merah Berbasis Korporasi”, Bantul, Yogyakarta pada Jumat (4/6/2021). Ia berharap kunjungan tersebut dapat memberikan energi positif dan motivasi baik petani, penyuluh dan peneliti pendamping, untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih baik.
Pada kunjungan tersebut, Fery didampingi Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta. Kunker juga dihadiri Kepala BPTP beberapa provinsi di Indonesia, diantaranya BPTP Banten, BPTP Jawa Tengah, BPTP Jawa Timur, BPTP Kalimantan Tengah, BPTP Sulawesi Utara, BPTP Gorontalo, Kepala Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), dan Kepala Balai Penelitian Jeruk dan Tanaman Tropika (Balitjestro).
Pada Kunker tersebut, Fery mendorong kajian komoditas spesifik wilayah DIY yang mampu berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani melalui hilirisasi teknologi, misalnya komoditas nilai ekonomi tinggi bawang merah. Penataan rantai pasar dari mulai hulu dengan penyediaan benih yang mandiri hingga ke hilir, seperti pengolahan pasca panen dan penyimpanan bawang merah perlu terus dikembangkan.
Kepala BPTP Yogyakarta, Soeharsono selaku tuan rumah dalam sambutannya menyampaikan perlunya riset berdasarkan potensi daerah dan bersifat multi komoditas, kesesuaian dan kelayakan agro-ekosistem, keterkaitan antar wilayah, kesamaan infrastruktur ekonomi, berorientasi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Tantangan yang perlu dicermati adalah bahwa sekitar 70% wilayah Yogyakarta merupakan lahan kering (lahan sub optimal). Adanya pemanasan global menyebabkan perubahan iklim ekstrim (El-Nino dan La-Nina) dan ketidakteraturan musim, perlu dicermati dalam usaha peningkatan produksi dan kontinyuitas produk bawang merah di Bantul.
Hilirisasi inovasi teknologi dengan pendekatan Produksi Lipat Ganda (Proliga) menjadi solusi dalam usaha meningkatkan Produksi Lipat Ganda bawang merah.
Penanggungjawab kegiatan ABT Tri Martini menjelaskan pendekatan Proliga yang digunakan dalam hilirisasi inovasi teknologi di Kawasan sentra produksi bawang merah di Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Bantul dengan menginisiasikan penggunaan benih biji TSS untuk menekan biaya produksi. Inovasi lainnya berupa pemanfaatan seedling bawang merah untuk menjaga ketersediaan benih bawang merah, penggunaan smart greenhouse untuk penyediaan benih bawang merah off-season, dan penerapan Digital Smart Farming untuk penghematan penggunaan pupuk dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).
Selain itu penerapan inovasi teknologi berupa pemanfaatan agensia hayati untuk memperoleh produk bawang merah yang ramah lingkungan bebas residu pestisida, serta harmonisasi kegiatan antara instansi pemerintah dengan perbankan (BI dan BPD DIY) dalam pengembangan produksi benih bawang merah bersertifikat dan membangun gudang benih bawang merah untuk mendorong kelompok tani menjadi UMKM yang maju, mandiri, dan modern.
Sebagai informasi, Pemerintah Kabupaten Bantul tengah mengembangkan kawasan Nawungan ini sebagai agrowisata. Sebab, perbukitan itu memiliki lahan pertanian bawang merah milik warga setempat. “Konsep agrowisata Nawungan dilakukan dengan penggabungan empat fungsi, yaitu produksi, edukasi, wisata, dan konservasi agro,” kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Yus Warseno.
Fungsi produksi yang dimaksud adalah kawasan itu merupakan sentra produksi budidaya bawang merah ‘Glowing‘ semi organik dengan seluas 140 hektare.
Selanjutnya fungsi edukasi sebagai pusat pendidikan lingkungan hidup serta pendidikan pertanian khususnya komoditas bawang merah semi organik. Adapun fungsi wisata sebagai kawasan wisata alam dengan Bukit Dermo sebagai pintu gerbang agrowisata dan panorama lahan bawang merah semi organik. Sedangkan fungsi konservasi agro sebagai kawasan pelestarian yang menggunakan media alami untuk pupuk dan agensia hayati, serta adanya embung yang bertujuan untuk mencegah terjadinya erosi pada lahan pertanian bawang merah semi organik.
Tak sekadar agrowisata, Nawungan menawarkan sejumlah potensi wisata lain. Di sana ada rest area, spot melihat pemandangan sunset (matahari tenggelam) dan gemerlapnya lampu Kota Yogyakarta dan sekitarnya dari atas bukit pada waktu malam hari. Kawasan Nawungan juga dekat dengan sejumlah objek wisata lain seperti Gua Cerme, Jembatan Gantung Pengkol, Desa Wisata Srikeminut, Selopamioro Adventurepark, Lembah Kedungjati, dan wisata kuliner kopi panggang. Dengan ragam pesona itu, kawasan wisata Nawungan cocok untuk menjadi destinasi wisata di Bantul.
Kegiatan Hilirisasi dari Kementerian Pertanian ini untuk mempercepat transfer inovasi teknologi pertanian secara massif ke tingkat petani, pengembangan diharapkan dalam suatu kawasan dengan memprioritaskan komoditas yang eksisting.
Kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian dan peluang untuk ekspor dengan nilai jual yang lebih tinggi, serta membuka skala bisnis dan ekonomi yang memberi peluang usaha dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat di bidang pertanian. (Sumber BBP2TP)