Empat Kabupaten di Jabar Panen Padi di Tengah Wabah Covid-19

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kabar baik datang dari sejumlah wilayah pertanian di Jawa Barat (Jabar). Di tengah pandemik Covid-19, petani di wilayah Cianjur, Majalengka, Indramayu, dan Cirebon tetap melaksanakan panen padi. Gelar pahlawan pangan cocok disandingkan kepada para petani yang tetap semangat bekerja untuk menjaga ketersediaan pasokan pangan bagi seluruh masyarakat.

Hasil pemantauan tim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jabar, di Desa Cikulak Kidul, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Kelompok Tani (Poktan) Harapan Maju yang menanam padi varietas Mekongga menghasilkan 12,84 ton/hektare (ha) GKG (gabah kering giling). Dari lokasi lain di Cirebon yakni Desa Jatirenggang, Kecamatan Pabuaran, Poktan Mekar Jaya 1 yang menanam varietas Inpari 32 menghasilkan 7,04 Ton/ha GKG.

Sementara itu, varietas Inpari 32 yang ditanam Poktan Buyut Lurah di Desa Bantarjati, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka memberikan hasil 8,3 ton/ha. Pada lokasi lain di Majalengka, Poktan Ragasuta di Desa Babakan, Kecamatan Kertajati, memberikan provitas 8,5 ton/ha. Tak mau kalah Poktan Subur Tani, Desa Bojongpicung, Kecamatan Bocongpicung, Kabupaten Cianjur memberikan hasil sebesar 9,2 ton/ Ha GKP (gabah kering panen).

Tim BPTP Jabar juga melaporkan bahwa panen padi juga terjadi di wilayah Indramayu yang selama ini telah dikenal sebagai penghasil utama beras. Luas lahan yang dipanen kurang lebih 1.000 ha yang terletak di 4 desa di Kabupaten Indramayu yaitu Desa Suklasamet, Kecamatan Kroya; Desa Sanca dan Desa Gantar di Kecamatan Gantar; dan Desa Sidadadi, Kecamatan Haurgeulis.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Indramayu, Takmid mengatakan pada 2019 produksi padi di Kabupaten Indramayu tertinggi di Jawa Barat. Berbagai bantuan telah diterima dari Kementerian Pertanian (Kementan) seperti bibit, mesin penggilingan dan bantuan asuransi hingga dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Diperkirakan panen raya padi akan berlangsung hingga bulan April mendatang, karena padi yang ditanam diakhir tahun 2019 telah masak dan siap untuk dipanen,” ujarnya.

Lebih lanjut Takmid menyampaikan bahwa petani di Indramayu masih banyak yang menanam padi dengan varietas Sintanur karena perbedaan harga dengan varietas Ciherang. Harga gabah Ciherang Rp. 4.300/kg GKP, sementara harga gabah Sintanur mencapai Rp. 5.500/kg GKP.

“Varietas Sintanur termasuk padi aromatik dikarenakan gabah dan berasnya identik Pandan Wangi Cianjur. Karena itu, petani lebih familiar menyebutnya padi pandan wangi. Selain itu, di tingkat pedagang varietas Sintanur gabahnya dihargai cukup tinggi,” ucapnya

Saat dimintai keterangan, Kepala BPTP Jabar Dr. Wiratno mengatakan panen padi yang berlangsung sejak Maret, diperkirakan tetap berlangsung hingga Juni 2020. “Prediksi puncak panen padi akan ada di bulan April dengan perkiraan total hasil panen padi sekitar 1,3 juta ton,” tegasnya.

Tak hanya padi, Jabar juga tengah bersiap mau panen panen Jagung. “Produksi Jagung Jabar juga baik, sejak Maret sudah panen, perkiraan dalam bulan Maret ini kita menghasilkan 258 ribu ton, sementara April 216 ribu ton”, urainya. Wiratno berharap masyarakat dapat turut mendoakan keselamatan dan kesehatan para petani yang berjuang mempertahankan pangan di tengah wabah Covid-19.

Saat dihubungi, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) Dr.Haris Syahbuddin mengatakan bahwa bantuan yang telah digelontorkan oleh Kementan cukup besar untuk kabupaten Indramayu. Dia berharap, semua bantuan tersebut dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan produksi padi, sehingga sumbangan produksi padi dari Kabupaten Indramayu dapat menambah produksi secara nasional di tahun 2020, utamanya guna menjamin ketersediaan beras disaat terjadinya pandemik Covid-19.

“Dengan adanya bantuan diharapkan dapat digunakan secara maksimal. Bantuan bibit berupa varietas unggul yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian serta alsin yang diterima petani kiranya dapat meningkatkan produktivitas padi dan mempercepat proses produksi sehingga petani menjadi lebih bersemangat dalam memproduksi padi,” tutup Haris.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author