Dedi Supriyadi Sukses Kembangkan Kambing Boerka Galaksi Agrinak

Bogor, Technology-Indonesia.com – Kelompok Ternak Pamoyanan Farm Bogor pada September 2020 menerima bantuan 20 ekor Kambing Boerka Galaksi Agrinak dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Selama setahun, Kelompok Ternak Pamoyanan Farm Bogor sukses mengembangkan Kambing Boerka hingga populasinya menjadi 45 ekor.

Kambing Boerka Galaksi Agrinak dikembangkan Balitbangtan melalui Loka Penelitian Kambing Potong sebagai kambing potong unggul dengan produktivitas tinggi dan bobot yang optimum. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan bibit kambing dengan kualitas bagus dan bermutu tinggi di Indonesia.

“Kambing Boerka memiliki sifat pertumbuhan dan sifat perkembangbiakan yang baik. Kambing Boerka beranak rata-rata 2 ekor sehingga sangat cocok untuk dikembangkan untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi petani,” kata Dedi Supriyadi Ketua Kelompok Ternak Pamoyanan Farm Bogor saat menerima Apresiasi Peternak Sukses dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) pada Senin (15/11/2021).

Peneliti Balitbangtan, Muhammad Syawal menjelaskan bahwa Kambing Boerka merupakan hasil persilangan kambing kacang dengan kambing boer. Penelitian dilakukan sejak 1998 hingga 2020 untuk mendapatkan sifat-sifat unggul dari kedua tetuanya. Kambing Boerka telah ditetapkan sebagai rumpun baru pada Januari 2020.

“Keunggulan kambing ini dengan umur setahun sudah memiliki bobot badan yang cukup tinggi mencapai 35 kg. Pada umur dewasa, bobot kambing pejantannya mencapai 75 kg,” tutur Syawal.

Selain memiliki bobot badan yang tinggi dan pertumbuhan yang cukup bagus, Kambing Boerka juga sangat adaptif terhadap lingkungan yang memiliki pakan minimalis dan beriklim tropis. Kambing Boerka juga bisa dipelihara baik secara gembala maupun dikandangkan.

“Dengan adanya Kambing Boerka Galaksi Agrinak ini, harapan kami dapat dirasakan manfaatnya oleh peternak dan bisa menjadi salah satu pilihan alternatif sumber protein hewani di Indonesia,” kata Syawal.

Dedi Supriyadi mengisahkan bahwa pada September 2020 Kelompok Ternak Pamoyanan Farm Bogor menerima bantuan 20 ekor Kambing Boerka yang terdiri dari 18 ekor betina dan 2 ekor jantan. Sampai November 2021 populasinya menjadi 45 ekor karena melahirkan 14 ekor anakan betina dan 11 ekor anakan jantan.

Menurut Dedi, bobot lahir Kambing Boerka berkisar antara 2,6 sampai 2,8 kg, sementara bobot sapihnya antara 10-15 kg. Pada umur 12-18 bulan bobot anakan jantan Kambing Boerka dapat mencapai 35-36 kg.

Dedi Supriyadi seusai menerima Apresiasi Peternak Sukses dari Puslitbangnak

Kelompok Ternak Pamoyanan Farm Bogor memelihara Kambing Boerka dengan model kandang koloni berbentuk panggung dengan ukuran 7 x 7 meter. Kandang dibuat dari kayu kombinasi bambu beratap asbes, dengan tinggi kolong 1 meter. Pada bagian dalam kandang dibuat petak yang bisa menampung 3-4 ekor indukan per petak. Sedangkan kandang pejantan dibuat terpisah.

Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari terdiri dari rumput hijau, odot, pakchong, dedaunan dan rumput liar. Pada sore hari ditambahkan singkong untuk memacu pertumbuhan daging. Satu ekor diberi 500 gram singkong. “Kelompok Ternak Pamoyanan Farm Bogor juga memiliki persediaan kebun rumput tidak jauh dari lokasi kandang seluas 2 ribu meter persegi,” tutur Dedi.

Perkawinan dilakukan pada kambing betina dewasa berumur 10 bulan ke atas dan dilakukan pada saat kambing betina mengalami birahi. Kambing betina yang sudah bunting di atas 3 bulan dipisahkan dari kelompoknya supaya tidak terganggu masa kehamilannya.

“Perawatan rutin yang dilakukan antara lain memandikan kambing. Untuk menjaga kebugaran baik anakan atau induk pejantannya dilakukan pengumbaran atau dikeluarkan dari kandang supaya kambing bisa bergerak dan berjemur di bawah matahari,” terangnya.

Dedi mengatakan bahwa Kambing Boerka relatif tahan penyakit dibandingkan kambing pada umumnya. Untuk pengendalian penyakit, kebersihan kandang harus selalu terjaga. Dedi juga selalu berkoordinasi dengan petugas kesehatan hewan dinas terkait.

“Prinsipnya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan penyakit selain menjaga kebersihan adalah menghindari ternak kekurangan makan,” kata Dedi.

Sistem pemeliharaan Kambing Boerka di Kelompok Ternak Pamoyanan Farm Bogor, menurut Dedi, masih secara tradisional. Misalnya, pemberian pakan masih hijauan segar dan perkawinan secara alami. Karena sistem pemeliharaan belum memanfaatkan teknologi, Dedi mengalami beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kondisi alam. Saat musim hujan, rumput jadi basah dan rawan menimbulkan kembung pada kambing.

“Karena itu, kita usahakan mengambil pakan saat pagi. Kalau pagi hujan kita kasih pakan rumput odot yang sudah dijemur di dalam,” imbuhnya.

Kambing boerka memiliki sifat pertumbuhan dan sifat pengembangbiakan yang baik sehingga sangat cocok untuk dikembangkan oleh petani. “Menurut para peneliti Kambing Boerka menurunkan sifat-sifat baik dari dua nenek moyangnya yaitu sifat pertumbuhannya yang bisa mencapai 118 gram perhari dan ini terbukti,” tutup Dedi.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author