Bogor, Technology-Indonesia.com – Tren kebutuhan dan penjualan hewan kurban saat Idul Adha setiap tahunnya cenderung terus meningkat seiring peningkatan kesejahteraan dan kesadaran serta ketakwaan umat muslim dalam menjalankan ibadah kurban. Jumlah umat muslim yang cukup besar merupakan suatu peluang pasar yang besar untuk penyediaan hewan kurban.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam sambutan yang dibacakan Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PSIPKH) Agus Susanto menyampaikan hal tersebut saat membuka Bursa Hewan Qurban (BHQ) di PSIPKH, Bogor pada Sabtu (24/6/2023).
Bursa Hewan Qurban digelar Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam penyediaan hewan qurban yang memenuhi syariat agama Islam dan sehat. BHQ ke-21 tahun 2023 digelar di PSIPKH, Jalan Raya Pajajaran Kav E59, Bogor pada 20-29 Juni 2023.
Mentan menyampaikan, konsumen yang akan menjalankan ibadah kurban mengharapkan untuk mendapatkan hewan kurban yang memenuhi syarat syariat sahnya hewan kurban. Hewan kurban yang dikehendaki adalah hewan yang memenuhi kriteria pokok kesempurnaan yaitu dalam keadaan tidak cacat, cukup umur, dan sehat.
“Beberapa syarat yang sering diabaikan oleh pedagang dalam menjual hewan kurban, bisa jadi karena ketidaktahuan mereka. Selain itu yang tidak kalah penting adalah menjamin daging kurban yang nanti akan dikonsumsi oleh para mustahik adalah daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH),” jelasnya.
Mentan juga menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu kita dihadapkan dengan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjadi tantangan besar untuk penyediaan ternak sehat khususnya untuk pekurban.
Walaupun PMK sudah diatasi, ia mengingatkan agar peternak tetap mewaspadai adanya potensi virus atau bakteri lainnya. Misalnya, kasus penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit lato lato yang menyerang sejumlah hewan ternak di sejumlah wilayah di Indonesia.
“Penyebaran penyakit hewan harus terkendali dan tidak boleh menyebar di peternak maupun para pengusaha peternakan. Karena itu tim Kesehatan hewan perlu memastikan dan melakukan pengecekan terhadap hewan-hewan kurban yang ada agar terbebas dari penyakit hewan serta sesuai syarat syariat hewan qurban,” katanya.
“Kepada para peternak diharapkan selalu menjaga sanitasi dan menerapkan biosekuriti kandang, agar ternak tetap sehat,” imbuhnya.
Mentan menyambut baik penyelenggaraan Bursa Hewan Qurban untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan hewan kurban yang baik. Ia berharap BHQ tidak hanya menjadi ajang jual beli ternak biasa, tetapi juga sebagai media edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hewan kurban yang sehat dan memenuhi syarat syariat agama Islam.
Selain itu, BHQ diharapkan dapat mendorong peningkatan pemanfatan ilmu/teknologi dan produk peternakan dan veteriner dalam upaya peningkatan produktivitas dan populasi ternak sehingga pada akhirnya dapat membuka pintu bagi para pelaku usaha di bidang peternakan khususnya untuk ternak sapi, kambing dan domba dan dapat memenuhi kebutuhan protein hewani.
BHQ merupakan kegiatan reguler yang diadakan setiap tahun oleh BSIP melalui PSIPKH yang telah bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor, Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Barat II dan Sekolah Vokasi IPB – Prodi Paramedik Veteriner.
Kepala DKPP Kota Bogor, Chusnul Rozaki mengatakan BHQ ini bisa menjadi model kegiatan penjualan ternak di lapak-lapak lainya dan menjadi standar untuk pelaksanaan penjualan ternak yang banyak tersebar di Kota Bogor.
“Dari Bursa Hewan Qurban ini, pemerintah hadir untuk memberikan jaminan ketersediaan hewan kurban yang sehat dan memenuhi syariat, sehingga masyarakat dapat memilih hewan kurban sesuai keinginannya dan dijamin kesehatannya,” tuturnya.
Chusnul menyampaikan setiap ternak yang masuk ke Bursa Hewan Qurban telah memiliki dokumen yang lengkap baik mulai dari daerah asal hingga masuk ke Kota Bogor telah mendapatkan rekomendasi dan pemeriksaan kesehatan hewan. Ia pun berharap BHQ ini dapat menjadi model penjualan hewan kurban di Kota Bogor maupun tingkat nasional.
Selain penjualan hewan kurban, pada BHQ kali ini juga digelar Ekspose Perternakan dan Kesehatan Hewan serta Fstival Kelinci Nasional oleh Makindo (Masyarakat Kelinci Indonesia). Pengembangan kelinci sebagai ternak multiguna sangat potensial untuk peningkatan pertumbuhan usaha agribisnis dan agroindustri.
Karena produksi yang tinggi dan kualitas yang baik maka bukannya tidak mungkin bahwa daging kelinci kedepan merupakan pilihan utama untuk meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional, meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bangsa serta dapat digunakan untuk membantu Program Kecukupan Daging Nasional.