Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sorgum memiliki potensi besar untuk dikembangkan di wilayah Kabupaten Buleleng, Bali. Konon sorgum pernah menjadi primadona di kabupaten ini. Terbukti dari sejarahnya, nama Buleleng adalah nama lokal dari tanaman sorgum di daerah tersebut. Sampai saat ini, masyarakat lokal masih mengenal sorgum sebagai tanaman “Buleleng” selain disebut juga sebagai tanaman “Jagung Gembal”.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta mengatakan, bukti kejayaan sorgum di Kabupaten Buleleng dapat dilihat pada patung Singa Ambara Raja yang berada di pusat kota Singaraja. Tangan kanan Patung Singa Ambara Raja terlihat memegang malai sorgum.
“Terkait sejarah sorgum di Buleleng tersebut, Pemda Buleleng ingin mengembalikan kejayaan sorgum tersebut,” ujarnya.
I Made Sumiarta optimis bahwa kejayaan sorgum di Buleleng pada zaman pemerintahan raja Panji Sakti akan dapat dikembalikan. Untuk itu, pihaknya mengapresiasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali yang telah memfasilitasi pengembangan sorgum di Buleleng.
“Dengan sentuhan inovasi dan kerja keras kami yakin Buleleng akan menjadi sentral penghasil sorgum di wilayah Indonesia Bagian Timur. Apalagi diperkuat dengan pernyataan Bapak Menteri Pertanian kita yang telah memproklamirkan pengembangan sorgum untuk wilayah Indonesia bagian timur,” jelasnya.
Komitmen Kepala Dinas pertanian untuk mengembangkan sorgum di Buleleng diperkuat oleh laporan Koordinator BPP Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Menurutnya, untuk wilayah Kecamatan Gerokgak pada 2020 telah dikembangkan sorgum di Desa Sangalangit dan Patas.
“Selanjutnya akan diperluas lagi di tahun 2021 dari dana APBN seluas 26 hektare (ha) dan itu sudah kami distribusikan ke masing-masing PPL untuk mendampingi,” jelasnya.
Kepala BPTP Bali I Made Rai Yasa yang ditemui saat melaksanakan panen bersama dengan Kadis Pertanian dan jajarannya pada Jumat (26/2/2021) menyampaikan bahwa sorgum yang dipanen adalah varietas Super 2 yang merupakan produk dari Badan Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balit Sereal) Maros.
Balit Sereal merupakan produsen varietas benih-benih unggul tanaman serealia di Indonesia. “Kami sangat mendukung komitmen Pemda Buleleng untuk menjadikan sorgum sebagai pangan masa depan. Ke depan, kami akan mencoba beberapa varietas sorgum lainnya hingga diperoleh varietas unggul yang paling ideal dan adaptif untuk dikembangkan di daerah Buleleng,” jelasnya.
Peneliti BPTP Bali I Nyoman Adijaya, selaku pendamping demplot melaporkan hasil ubinan sorgum di lokasi Demplot sorgum Super 2 sangat menggembirakan. Produksi malainya, sebesar 6 ton malai per/ha dan potensi berangkasannya mencapai 51 ton/ha. “Berangkasan ini berpotensi besar sebagai sumber pakan ternak,” ujarnya.
Sorgum Super 2
Sorgum varietas Super 2 merupakan hasil perbaikan galur 15021 dari ICRISAT. Sifat tanaman menghasilkan ratun dengan umur panen 105-110 hari. Tinggi tanaman rata-rata 229,7 cm dan tahan rebah. Varietas ini memiliki bentuk malai simetris dengan panjang malai 26,3 cm. Kadar protein sorgum varietas ini sebesar 9,2%, kadar lemak 3,1%, kadar karbohidrat 75,6%, kadar gula 12,7% brix, dan kadar tannin 0,3%.
Potensi hasil varietas ini 6,3 ton/ha dengan rata-rata hasil 3 ton/ha pada kadar air 10%. Varietas ini memiliki ukuran biji yaitu panjang 4,63 mm, lebar 3,62 mm, dan diameter 2,92 mm. Bobot 1.000 biji sekitar 30,10 g pada kadar air 10%.
Sorgum varietas Super 2 tahan hama aphis, agak tahan penyakit antraknose, tahan penyakit karat daun dan hawar daun. Dapat dikembangkan pada lahan kering beriklim kering dan adaptasi pada lingkungan luas.
Varietas ini potensial dikembangkan secara luas untuk produksi bioetanol. Potensi etanolnya mencapai 3.941 liter/ha, sementara potensi biomas sebesar 39,3 ton/ha biomas batang. (Sumber BPTP Bali dan Balitsereal)