Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan aplikasi Gigi Kecil sebagai sarana perawatan sekaligus edukasi kesehatan gigi dan mulut anak. Aplikasi ini dikembangkan dengan menggabungkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Augmented Reality (AR).
Aplikasi Gigi Kecil dibuat oleh tiga mahasiswa Pendidikan Dokter Gigi FKG, yaitu Dwina Aulia Ristyoningrum, Ariefa Nugrahany Nursalim, dan Ribka Wijayanti Kusnardi serta berkolaborasi dengan dua mahasiswa Ilmu Komputer FMIPA, yaitu Fitriansyah Eka Putra dan Khoirul Anam.
Pengembangan aplikasi Gigi Kecil dilakukan di bawah bimbingan drg. Mohammad Fadyl Yunizar, MPH., Ph.D., melalui pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) Kemendikbudristek 2023.
Dwina menjelaskan aplikasi Gigi Kecil merupakan aplikasi berbasis android yang memiliki beragam fitur. Adapun fitur utamanya berupa screening yang dapat mengidentifikasi karies pada gigi anak secara real-time dengan menerapkan artificial intelligence sebagai pendeteksinya.
Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur Ayo Belajar! Fitur merupakan edukasi berbasis augmented reality untuk membantu anak kecil memahami mengenai proses gigi berlubang.
“Ada juga fitur Kalender, Pengingat, dan Fitur Chat yang akan terintegrasi dengan RSGM UGM Prof. Soedomo,” terangnya, Rabu (4/10/2023) di UGM.
Aplikasi ini telah diuji cobakan pada pembukaan Bulan Kesehatan Gigi Nasional yang diselenggarakan pada 12 September 2023 di FKG UGM dan RSGM UGM Prof Soedomo. Aplikasi ini mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat, khususnya pasien anak di RSGM UGM Prof. Soedomo.
Tidak sedikit orang tua yang memiliki anak terkesan dengan fitur yang dimiliki aplikasi ini, terutama konsultasi gratis dengan dokter gigi profesional. Sedangkan pasien anak langsung menyukai permainan edukasi berbasis augmented reality yang menjadi andalan aplikasi ini.
“Karyawan RSGM Prof. Soedomo juga mnegungkapkan sangat terbantu dengan adanya aplikasi ini. Mereka berharap aplikasi ini nantinya mampu terintegrasi seutuhnya dengan manajemen rumah sakit sehingga digitalisasi pelayanan kesehatan dapat membawa keefektifan dan keefisienan sistem rumah sakit,” paparnya.
Sementara itu Ribka mengungkapkan pengembangan aplikasi ini bermula dari permasalahan yang dihadapi RSGM UGM Prof. Soedomo dalam perawatan gigi anak. Kegiatan promosi kesehatan gigi anak yang dilakukan oleh RSGM UGM masih sangat terbatas baru melalui akun instagram dan website dan konten edukasinya pun minim.
Tak hanya itu, persoalan lain adalah pasien anak sering mengalami ketidakberlanjutan perawatan. Tidak sedikit pasien yang perawatan giginya putus di tengah jalan. Sementara kesehatan gigi dan mulut anak perlu diperhatikan sebab gigi susu memengaruhi gigi permanen yang tumbuh nantinya.
Dengan adanya aplikasi ini, Dwina berharap mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi anak. Selain itu juga mengurangi kasus terputusnya perawatan kesehatan di RSGM Prof. Soedomo dan mendukung pelayanan kesehatan gigi dan mulut berjalan lebih optimal.
Ribka menyebutkan dengan aplikasi Gigi Kecil ini menjadikan RSGM. Prof. Soedomo sebagai satu-satunya Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang memiliki aplikasi digital. Ditambah lagi, aplikasi ini tidak hanya untuk pendaftaran online, tetapi mampu mengedukasi serta memantau selama periode perawatan gigi dan mulut anak.
“Harapannya melalui aplikasi ini kualitas kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia akan meningkat,” terangnya.
Aplikasi Gigi Kecil saat ini masih dalam proses unggah ke Google PlayStore. Namun begitu, masyarakat dapat mencoba menggunakan aplikasi ini melalui laman alternatif yang disediakan yaitu https://linktr.ee/gigikecil. (Foto: Dok tim PKM UGM)