Jakarta, Technology-Indonesia.com – Jagung merupakan salah satu komoditi tanaman pangan penting setelah tanaman padi. Selain digunakan untuk pangan, jagung dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak dan produk makanan ringan. Namun sampai saat ini produksi jagung belum optimal disebabkan tingkat pengetahuan dan keterampilan petani yang masih rendah. Selain itu, banyaknya hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung, serta adanya hama yang resisten terhadap petisida.
Hama dan penyakit tanaman jagung selalu membuat risau para petani. Hama dan penyakit tersebut merusak tanaman jagung dan sering membuat petani mengalami kerugian yang terbilang tidak kecil, bahkan berpotensi menimbulkan gagal panen. Untuk itu penting mengetahui apa saja hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman jagung.
Saat ini, petani masih banyak menggunakan pestisida atau bahan kimia lainnya yang tidak ramah lingkungan. Sehingga perlu diupayakan agar penyuluh dan petani jagung dapat mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman jagung serta cara mengendalikan secara terpadu (PHT).Â
Untuk itu pada pertemuan dua mingguan BPP Model Kostratani Gumbasa pada Kamis (26/11/2020) di Kantor BPP Gumbasa dilakukan diseminasi inovasi teknologi pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung melalui kegiatan peningkatan IP 200. Hadir pada kegiatan tersebut Penyuluh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sulteng, Dinas Pangan Provinsi Sulteng, Peneliti dan Penyuluh BPTP Balitbangtan Sulteng, Penyuluh WKPP BPP Model Kostratani Gumbasa dan kelompok tani jagung di wilayah tersebut.
Kepala BPP Model Kostratani Gumbasa, Seprianto menyampaikan bahwa persoalan hama dan penyakit menjadi salah satu masalah utama dalam produksi tanaman jagung, meskipun petani dan penyuluh sudah mengupayakan untuk melakukan pengendalian. Teknologi yang disampaikan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulteng sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan para petugas pendamping di lapangan.
Kepala BPP juga mengapresiasi BPTP Balitbangtan Sulteng yang selalu memberikan perhatian dalam mendukung program pertanian di wilayahnya.
Pada kesempatan tersebut, peneliti BPTP Balitbangtan Sulteng, Abdi Negara menyampaikan teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman pada tanaman jagung. Hama utama tanaman jagung adalah lalat bibit, penggerek batang, dan penggerek tongkol. Sementara penyakit utama tanaman jagung adalah bulai dan bercak daun.
Taktik dan teknik pengendaliannya yaitu dengan mengusahakan tanaman selalu sehat, pengendalian hayati, penggunaan varietas tahan, secara fisik dan mekanis, serta penggunaan pestisida kimia secara bijaksana. Penentuan tingkat kerusakan tanaman menurut kerugian ekonomi atau ambang tindakan. Ambang tindakan identik dengan ambang ekonomi, yang sering digunakan sebagai dasar teknik pengendalian.
Menurut Abdi, identifikasi jenis dan populasi hama oleh petani atau pengamat organisme penganggu tanaman (OPT) di lapangan menjadi kunci pelaksanaan upaya pengelolaan hama dan penyakit. Dengan identifikasi dan pengamatan sejak awal dapat dipetakan tingkat serangan hama dan penyakit serta dapat ditentukan pengendalian yang akan dilakukan. Sehingga tingkat serangan dapat dikendalikan sejak dini dan tidak menimbulkan kerugian besar pada petani.
Pengendalian hama dan penyakit, terangnya, dapat dilakukan mulai dari persiapan lahan, perlakukan benih, pengamatan di lapangan pada setiap fase pertumbuhan tanaman. Berdasar hasil demplot yang dilaksanakan di Desa Kalawara, Kecamatan Gumbasa, terdapat serangan hama ulat daun dan belalang. Namun, karena pengamatan selalu dilakukan, maka pengendalian dapat segera dilakukan sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi petani. Pengendalian yang dilakukan disesuaikan dengan tingkat serangan. Â
Sudirman, salah seorang petani yang mengikuti kegiatan, menyatakan bahwa dengan bekal ilmu ini akan melakukan pengamatan pada pertanaman mulai awal pertumbuhan hingga panen, sehingga dapat mengendalikan dan menekan serangan hama dan penyakit dengan tepat. (Sumber BPTP Sulteng)