Balitbangtan Siapkan 9 Provinsi untuk Kembangkan Inpari IR Nutri Zinc

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Diluncurkan 2019, Inpari IR Nutri Zinc ditujukan sebagai produk biofortifikasi yang memiliki kandungan Zn 6% lebih tinggi daripada padi Ciherang. Varietas padi hasil rakitan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) ini juga menjadi salah satu komponen dalam program prioritas nasional untuk mengatasi stunting.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/6/2020), varietas ini ditargetkan untuk ditanam seluas 10.000 hektare (ha) di sembilan provinsi pada 2020. Kesembilan provinsi tersebut yaitu Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Papua.

“Terkait dengan hal ini, BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian -red) dan Dinas Pertanian terkait di 9 provinsi, tengah melakukan produksi benih Inpari IR Nutri Zinc untuk memenuhi kebutuhan di daerahnya masing-masing,” terangnya.

Produksi benih mutlak diperlukan untuk memasifkan penanaman varietas tersebut. Pada tahun 2020, produksi Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok tengah diinisiasi oleh BB Padi berkoordinasi dengan Direktorat Serealia sebagai upaya menyediakan benih Inpari IR Nutri Zinc bagi petani di berbagai daerah.

“Selanjutnya varietas Inpari IR Nutri ZInc mulai ditanam oleh petani atau kelompok tani terpilih di kesembilan provinsi tersebut dengan pengawalan dari dinas pertanian kabupaten, provinsi, dan Direktorat Serealia Kementerian Pertanian,” lanjut Fadjry.

Program penanaman varietas Inpari IR Nutri Zinc direncanakan meningkat secara bertahap menjadi seluas 50 ribu ha pada tahun 2021 dan 200 ribu ha pada tahun 2024 dengan melibatkan lebih banyak propinsi target. Bappenas, Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah, Bulog, dan pihak-pihak lain diharapkan semakin dapat bersinergi mensukseskan program tersebut.

Sinergi tersebut telah nampak di beberapa daerah di Jawa Barat yang telah menanam Inpari IR Nutri Zinc dan hasilnya diserap oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) melalui Program Beras untuk Keluarga Sejahtera (Rastra). Selain itu program sosial melalui pembagian beras Inpari IR Nutri Zinc untuk ibu-ibu hamil juga telah dilakukan di Kabupaten Sukabumi. Kabupaten Purwakarta juga melakukan pembagian beras Inpari IR Nutri Zinc ini untuk masyarakat terdampak Covid-19.

Sebagai bentuk pendampingan, pada bulan Mei, BB Padi menyelenggarakan bimbingan teknis secara daring mengenai Inpari IR Nutri Zinc dari mulai proses perakitan sampai dengan teknik budidayanya yang melibatkan hampir 200 peserta baik dari 9 provinsi target maupun di luarnya dengan latar belakang beragam mulai dari petani, penyuluh, dan penangkar benih.

Kepala BB Padi, Priatna Sasmita menambahkan bahwa benih varietas Inpari IR Nutri Zinc sebenarnya telah tersebar luas ke berbagai daerah di Indonesia seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur.

“Sebanyak 33 BPTP telah memproduksi benih Inpari IR Nutri Zinc untuk mempercepat diseminasi dan adopsi varietas tersebut di setiap provinsi,” lanjutnya.

Menurut Priatna, produksi benih tersebut sekaligus merupakan demplot pengenalan varietas kepada para pengguna di tiap provinsinya. Permintaan benih terus berdatangan dari berbagai daerah, menandakan antusiasme petani, produsen benih, hingga jajaran pemerintah daerah untuk memanfaatkan inovasi teknologi Balitbangtan tersebut.

Priatna meminta peran pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan dinas lain yang terkait, Muspika, Kepala Desa, serta BPP dengan segenap jajarannya untuk memperkenalkan varietas Inpari IR Nutri Zinc. “Kegiatan berupa demplot-demplot dan temu lapang dan disinergikan dengan program-program terkait di daerah masing-masing dapat dijadikan model untuk diterapkan secara nasional,” tutupnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author