Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) pada pengujung tahun 2020 telah menghasilkan 2 varietas kedelai unggul yang diberi nama Sugentan 1 dan Sugentan 2. Kedelai Sugentan (Super Genjah Batan) diharapkan menjadi salah satu upaya mengatasi kelangkaan kedelai di Indonesia.
Peneliti Batan, Arwin mengatakan varietas unggul kedelai Sugentan 1 dan Sugentan 2 merupakan hasil perbaikan varietas yang telah ada sebelumnya yakni Argomulyo. Dengan penyinaran radiasi gamma pada dosis 250 gray, didapatkan varietas baru yang mempunyai karakter lebih baik dibandingkan varietas induknya.
“Dibandingkan dengan induknya, Sugentan mempunyai beberapa keunggulan diantaranya umur tanamnya super genjah yakni sekitar 67-68 hari lebih cepat dibandingkan induknya yang mencapai umur antara 86-87 hari. Produktivitasnya juga lebih tinggi yakni 3,01 ton/hektare (ha) dengan rata-rata 2,7 ton/ha, sedangkan induknya pada kisaran 2,2-2,4 ton/ha,” kata Arwin.
Selain itu, Sugentan 1 dan Sugentan 2 ini diklaim sebagai varietas kedelai yang tahan terhadap penyakit karat daun, hama pengisap polong, dan hama ulat kerayak. Kedua varietas ini tergolong super genjah, sehingga cocok ditanam di lahan sawah atau tegalan.
Arwin menjelaskan, untuk mendapatkan varietas Sugentan 1 dan 2 ini, penelitiannya dimulai sejak tahun 2012 dan telah dilakukan uji multilokasi di 7 daerah yakni Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku, Bogor, Yogyakarta, dan Citayam sebanyak 2 lokasi. Dari ketujuh lokasi tersebut, sebagian besar menunjukkan hasil yang baik kecuali di Maluku hasilnya termasuk dalam kategori sedang.
Saat ini, varietas kedelai Sugentan 1 dan Sugentan 2 sudah mendapatkan rekomendasi sebagai varietas unggul dan sedang menunggu Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian.