Jakarta, Technology-Indonesia.com – Siswanto Hartoyo warga Desa Megu Gede, Kecamatan Waru, Kota Cirebon berhasil mengembangkan insenerator sampah berkapasitas 1,5 meter kubik. Insenerator ini menarik perhatian Menteri Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.
Menristekdikti mengungkapkan limbah hasil pembakaran sampah Insenerator dapat memiliki nilai tambah dan berguna bagi pemerintah dalam upaya menumbuhkan ekonomi masyarakat.
“Selalu polusi pembakaran sampah menjadi masalah utama dan merusak lingkungan. Namun dengan insenerator ini asap dapat ditangkap dan dijernihkan” ujar Menristekdikti saat meninjau insenerator sampah karya Siswanto, di Cirebon (18/9/2018).
Lebih lanjut Menristekdikti menambahkan limbah insenerator dapat menghasilkan pupuk cair organik, pestisida, pupuk granul, dan akan menjadi zero waste (tidak ada limbah dalam di lingkungan). Sehingga dapat memangkas biaya produksi pertanian dengan menggunakan pupuk organik yang dihasilkan limbah insenerator
Menristekdikti mengungkapkan Kemenristekdikti terus mendorong tumbuhnya inovasi dari hasil riset, tidak hanya yang dihasilkan oleh peneliti dan akademisi namun juga yang dikembangkan oleh masyarakat. Karena itu, ia akan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan kepada masyarakat desa, dan meminta Ditjen Penguatan Risbang Kemenristekdikti untuk mendampingi inovasi hasil riset dari masyarakat tersebut.
“Kalau diambil pemerintah nanti rakyatnya nganggur. Biarkan masyarakat desa mengelola, namun pemerintah akan mendampingi. Saya sudah minta Ditjen Risbang bekerjasama dengan LIPI untuk meneliti lebih lanjut produk turunan dari limbah insenerator serta meminta BSN menstandarisasi mesin insenerator tersebut secara nasional,” jelasnya.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memproduksi mesin insenerator berkapasitas 1,5 meter kubik sampah ini. Siswanto mengungkapkan dirinya mampu memproduksi mesin insenerator dalam waktu maksimal 3 hari, yang dibandrol seharga 80 juta per unitnya.
Selain itu, Menteri Nasir juga menghadiri pameran dan uji terap hasil litbang maritim dan energi. Ia beserta Anggotta Komisi VII DPR-RI, Herman Khoiron dan Kepala Balitbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berkesempatan menguji coba langsung hand tractor untuk petani padi dan kapal nelayan berbahan bakar gas.
Sejauh ini converter kit yang dipasang dan memanfaatkan tabung gas rumah tangga telah terbukti bisa menghemat biaya para petani dan nelayan bahkan dengan gas non subsidi sekali pun.