Gemakan Inovasi, Kepala BPPT Ajak Akademisi Unsyiah untuk Inovatif dan Kreatif

Banda Aceh, Technology-Indonesia.com -Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menuturkan kepada civitas akademika Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, pentingnya peran milenial dalam mendukung pembangunan nasional. Mewujudkan Indonesia Maju bisa dimulai dari pemikiran yang kreatif untuk menghasilkan inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat banyak.

“Mahasiswa dan para civitas akademika, harus memberi kontribusi positif dalam pembangunan nasional, yakni dengan melakukan riset dan menghasilkan inovasi terbaik, untuk Indonesia Maju, mandiri, adil dan makmur,” papar Hammam saat hadir memberikan kuliah umum, menggantikan Menristek/Kepala BRIN, di Unsyiah, Banda Aceh, Jumat (28/02/2020).

Kepala BPPT menyebut saat ini riset dan penelitian harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini ditunjang oleh Undang-Undang No.11 Tahun 2019 tentang Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) yang diberlakukan tahun lalu.

“Hasil Iptek ini, harus menjadi landasan ilmiah dalam pembangunan. Hal itu ada dalam Undang-undang 11/2019. Jadi civitas Unsyiah harus lebih masif melakukan riset berbasis potensi lokal, yang dapat memberi manfaat untuk meningkatkan perekonomian di Aceh,” tegasnya.

Hammam menyebutkan saat ini BPPT terus melaksanakan program pengkajian dan penerapan yang berdampak pada sektor ekonomi untuk mendukung transformasi ekonomi. Kegiatan BPPT berfokus pada pendayagunaan teknologi tepat guna (TTG), peningkatan nilai tambah dan hilirisasi sumber daya alam (SDA), penguatan substitusi impor dan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta penguasaan teknologi baru (frontier teknologi).

“Kami fokuskan kepada program yang berdampak, yang bisa sesegera mungkin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Tidak perlu menunggu sepuluh tahun, tapi dua atau tiga tahun sudah dapat dinikmati, ini adalah target, dan kami harus deliver itu,” terangnya.

Hammam mencontohkan bahwa BPPT saat ini tengah berupaya melakukan akselerasi dalam pembangunan Drone spek Kombatan, yang dikenal sebagai PUNA MALE Elang Hitam, serta pabrik garam industri.

“Kami fokus berupaya untuk lakukan percepatan  hilirisasi industri produk unggulan, yakni Drone MALE Elang Hitam dan Pabrik Garam Industri Terintegrasi. Drone MALE dibutuhkan untuk kedaulatan nasional, sementara pabrik garam untuk substitusi impor,” terangnya

Lebih lanjut Hammam menuturkan bahwa peran inovasi teknologi, saat ini terus dilibatkan dalam program prioritas nasional.

“Teknologi modifikasi cuaca untuk Karhutla, dan bencana banjir dan kekeringan, PLTSa Merah Putih untuk masalah sampah, charging station kendaraan berbasis listrik pertama di Indonesia, teknologi kunci perkeretaapian yang diterapkan di LRT Jabodebek, hingga penerapan bahan bakar bio diesel B30 di tahun 2020 ini. Saya kira ini dari sekian banyak inovasi dan layanan teknologi yang mampu menghela pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.

Penguasaan Teknologi

Saat memberikan arahan dalam penutupan Rapat Kerja 2020 BPPT di Unsyiah Menristek/Kepala BRIN Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan BPPT harus terus menghasilkan inovasi dan layanan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan bangsa, dan mampu menyelesaikan masalah Indonesia.

“Sesuai dengan tupoksinya, mengkaji dan menerapkan teknologi. Jadi outputnya haruslah inovasi yang mampu menyelesaikan permasalahan nasional, dan menghela pertumbuhan ekonomi masyarakat,” tegasnya dihadapan peserta Rapat Kerja BPPT, di Unsyiah, Banda Aceh (28/02/2020).

Menteri Bambang selanjutnya menyebut inovasi Drone Medium Altitude Long Endurance (MALE) Elang Hitam, yang menjadi program prioritas pemerintah, dan mendapatkan perhatian serius dari Presiden Joko Widodo.

“Isu kedaulatan nasional masih menjadi ‘PR’ bersama. Inovasi Elang Hitam diharapkan sesegera mungkin menjaga daerah perbatasan kita, terutama di Natuna yang sempat memanas belakangan ini,” ujar Bambang.

Dirinya sadar bahwa penguasaan teknologi kunci tidaklah mudah, tapi inilah tugas yang negara amanahkan kepada lembaga sekelas BPPT.

“BPPT ditunjuk sebagai koordinator para program Elang Hitam. Saya rasa ini sudah tepat, dengan sinergi bersama Kementerian/Lembaga dan dukungan BUMN, Elang Hitam dapat menjadi lompatan teknologi bagi bangsa Indonesia, sebuah kebanggaan hasil karya anak bangsa,” lanjutnya.

Selain Drone Elang Hitam, Menteri Bambang juga meminta BPPT untuk fokus pada peningkatan produksi garam industri yang juga merupakan prioritas hilirisasi industri nasional.

“BPPT mendapat dua dari tiga mandat penting untuk menjadi koordinator program hilirisasi industri nasional. Setelah drone Elang Hitam, BPPT juga mendapat tugas untuk melakukan replikasi pabrik garam industri, mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang, namun masih melakukan impor garam,” ujar Menteri Bambang.

Lebih lanjut dirinya meminta secara khusus kepada BPPT untuk melakukan replikasi pabrik garam industri terintegrasi hingga 40.000 pabrik di beberapa sentra penghasil garam.

“Kita tidak mampu memenuhi kebutuhan garam industri secara mandiri, padahal kebutuhan industri makanan, farmasi, dan manufaktur sangat bergantung pada garam industri. Bukan tidak mungkin dengan alih teknologi, BPPT mampu menjawab tantangan besar ini,” ujarnya.

Menteri Bambang secara spesifik menginginkan inovasi yang dihasilkan BPPT dapat menjawab permasalahan masyarakat, dan menjadi solusi atas permasalahan bangsa.

“Kita ubah mindset, ubah paradigma, singkirkan ego sektoral. Saatnya bekerja untuk negara dan masyarakat. Kita kuasai riset dan teknologi yang sesuai dengan karakteristik negara kita, teknologi yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Teknologi yang berdampak langsung kepada ekonomi masyarakat,” tutupnya.

Agenda penutupan Raker BPPT, dengan tema “Penguatan Daya Saing Melalui Inovasi, Transformasi Digital dan Kualitas SDM” telah menghasilkan beberapa kebijakan yang akan dijadikan landasan program dan kegiatan BPPT selama empat tahun ke depan.

Penajaman program, penyesuaian visi dan misi, hingga pengembangan SDM menjadi tiga fokus utama dalam Rapat Kerja Tahun ini. Menristek/Kepala BRIN yang hadir pun telah menerima hasil rumusan Rapat Kerja tersebut.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author