Kontribusi periset terhadap pembangunan yang ada di seluruh perguruan tinggi di Jawa Barat belum terlihat. Padahal permasalahan maupun target pembangunan di Jawa Barat memerlukan solusi dan akselerasi pembangunan yang lebih komprehensif yang membutuhkan peran peneliti.
Oleh karena itu Jawa Barat harus menuntaskannya dengan membentuk Jaringan Peneliti Jawa Barat atau Jarlit Jabar pada awal tahun 2011 lalu oleh Kementerian Riset dan Teknologi bekerjasama dengan Universitas Padjajaran dan Dewan Riset Daerah.
Hal itu disampaikan Rony Kastaman, Ketua Jarlit Jawa Barat pekan lalu. Rony yang juga Wakil Rektor Bidang Sarana Prasarana Sistem Informasi dan Komunikasi Universitas Padjajaran ini mengatakan pembentukan Jarlit diharapkan dapat memberikan kontribusi optimal dari peneliti di Jawa Barat dan ingin menjadi bagian dari solusi masyarakat.
Diakui Rony, Jawa Barat merupakan salah satu gudang Sumber Daya Manusia di Indonesia, khususnya terkait riset dan pengembangan namun kontribusinya terhadap pembangunan di Jawa Barat belum terlihat.
“Ratusan Perguruan Tinggi dan lembaga penelitian berada di Jawa Barat, namun hingga saat ini belum memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan,” Ujarnya.
Sementara Sekda Jawa Barat, Lex Lakasamana, mengatakan permasalahan yang ada di Jawa Barat. Pemerintah Daerah Jawa Barat tidak tinggal guna menuntaskan permasalahan ini, berbagai solusi ditempuh namun dukungan dari berbagai pihak khususnya para peneliti sangat dibutuhkan.
“Pekerjaan rumah terbesar saat ini adalah masalah pangan. Dari tahun ke tahun kebutuhan pangan semakin besar, namun lahan abadi semakin menyempit,” ujar Lex.
Tidak hanya masalah pangan, namun pencemaran lingkungan juga menjadi prioritas bagi Pemda untuk membenahi Jawa Barat. Rencananya kawasan industri di Jawa Barat akan diubah menjadi Green Industry yang ramah lingkungan agar lahan air disekitarnya tidak terpapar limbah.
Sri Setiawati, Asisten Deputi Jaringan Penyedia Kemenristek menambahkan berkumpulnya para peneliti di Jawa Barat dalam Forum Jarlit bertujuan untuk kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu berbagai permasalahan yang ada di Jawa Barat seharusnya menjadi tantangan para peneliti untuk unjuk gigi dan berkontribusi dalam pembangunan.
“Kelemahan peneliti kita tidak bisa menjual hasil penelitian. Banyak hasil penelitian yang ternyata dibutuhkan masyarakat namun hanya tersimpan jadi arsip perpustakaan. Banyak peluang yang kita miliki tapi belum digarap?” Ujarnya.
Sependapat dengan Sri Setiawati, Budhiana Kartawijaya, Pemimpin Redaksi Harian Pikiran Rakyat mengatakan sosialisasi hasil penelitian di masyarakat,ruang media harus dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan masyarakat. Pikiran Rakyat yang merupakan media cetak terbesar di Jawa Barat juga sudah memulai menggunakan metode penelitian dalam penulisan jurnalistik.