Jakarta : Saat ini terjadi kecenderungan meningkatnya usia produktif (dibawah 40 tahun) menderita stroke. Hal itu ditengarai karena factor gaya hidup yang tidak sehat.
“Jumlahnya terus mengalami kenaikan hingga mencapai 16 presen dari total penderita stroke yang ada saat ini,” papar Dr Widya Sarkawi, SpS , spesialis saraf RS Pusat Pertamina di Jakarta beberapa waktu lalu.
Gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, kurang olah raga, pola makan kurang sehat, minum minuman alcohol serta berat badan berlebih (obesitas) menempati urutan teratas penyebab berbagai penyakit, terutama hipertensi dan diabetes mellitus. “Dua penyakit tersebut menjadi pemicu utama stroke saat ini, selain factor-faktor lain seperti genetik, ras, gender, dan lain sebagainya,” ujar Widya.
Stroke didefinisikan suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak.
Stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemorragik. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Hampir sebagian besar pasien (83 persen) mengalami stroke jenis ini.
Sedangkan, pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal, atau bahkan merusak daerah di otak. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik terjadi pada penderita hipertensi.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengobati penyakit penyebab stroke, serta melakukan check up teratur (minimal 1 tahun sekali) disertai menjalani pola hidup sehat . “Jika penyakit tersebut bisa diatasi dengan baik, maka dapat menurunkan resiko stroke hingga 80 persen,” tegas Widya. (Lea)