Jakarta, Technology-Indonesia.com – Berkat ide bisnis jasa bengkel online “BengCall”, Tim mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil meraih juara pertama dalam National Business Plan Competition yang berlangsung di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 4 – 6 Mei 2018. Ide bisnis ini berhasil mengungguli “Tukang Online” dari tim tuan rumah UNY yang meraih juara kedua, dan “numpak.in” dari tim Universitas Gadjah Mada yang memperoleh juara ketiga.
Tim mahasiswa Unhas beranggotakan Muhammad Akbar Fahmi (angkatan 2015), Sandi Salere (angkatan 2014), dan Alim Bahri Ashari (angkatan 2016) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dalam kompetisi ini Tim Unhas harus bersaing dengan sekitar 200 peserta dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Business Plan Competition merupakan ajang kreativitas mahasiswa dalam mengungkapkan ide bisnis yang dapat direalisasikan dalam kegiatan bisnis. Business Plan membuka wawasan mahasiswa untuk merancang, menciptakan, serta mengembangkan unit bisnis baru. Diutamakan bisnis yang berorientasi pada tiga bidang yaitu kuliner, jasa, dan fashion.

Muhammad Akbar Fahmi menjelaskan Bengcall merupakan rencana bisnis yang memberikan kemudahan layanan kepada pelanggan yang mengalami pecah ban, ingin service ringan ataupun kehabisan bensin di jalan.
Bengcall juga memberikan manfaat kepada mitra yaitu para pebengkel kecil yang masih kesulitan menemukan pelanggan. “Ini adalah bisnis bengkel berbasis teknologi pertama di Indonesia, yang melibatkan pengusaha kecil. Jadi kami menawarkan jasa layanan kepada masyarakat, sekaligus memfasilitasi pebengkel kecil dalam memperoleh pelanggan,” kata Akbar.
Akbar menjelaskan, ide ini didasari oleh kepedulian Tim Unhas melihat realitas dan persoalan sehari-hari. Mereka sering melihat orang yang kesulitan karena ban kendaraan di jalan, kehabisan bensin, atau kendaraannya mogok sehingga harus mendorong kendaraannya hingga berkilo-kilo meter sebelum menemukan bengkel.
“Kita juga sering melihat tukang bengkel keliling yang hingga berkilo-kilo meter jalan kaki tidak menemukan pelanggan. Kalaupun ketemu pelanggan, upah yang didapatkan sangat minim. Ini mengusik kami, sehingga kami melihat peluang itu sekaligus terpanggil untuk membantu mereka dengan pemberian jasa layanan yang menghubungkan pelanggan dan pebengkel,” papar Akbar.
Akbar, Sandi, dan Alim mengerjakan aplikasi Bengcall sejak Februari 2018. Meskipun sudah bisa beroperasi, mereka mengakui aplikasi ini belum sepenuhnya lengkap fitur-fiturnya. “Kami masih terus merampungkan aplikasi ini. Sebenarnya yang kami butuhkan adalah investor, karena biaya pembuatan aplikasinya yang cukup besar,” ungkap Akbar.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unhas, Abdul Rasyid Jalil mengatakan meskipun aplikasinya belum sepenuhnya rampung, Akbar dan kawan-kawan memiliki kekuatan ide yang diambil dari realitas sehari-hari.
“Saya sangat salut dan bangga dengan anak-anak ini. Mereka melihat persoalan sosial, dan mereka berusaha menjawabnya dengan karya akademik. Mereka kritis, inovatif, dan kreatif,” pungkasnya.