Jakarta, Technology-Indonesia.com – Teknologi Komputasi Awan (Cloud Computing) diyakini sebagai mesin pendorong efektif bagi ekosistem 4.0 untuk menggerakkan kembali perekonomian nasional yang terkendala pertumbuhannya akibat pandemi Covid-19. Hal tersebut mengemuka dalam Konferensi Cloud Computing Indonesia 2021 yang digelar secara virtual oleh Association Cloud Computing Indonesia (ACCI), 15-26 Maret 2021.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih mengatakan penyelenggaraan Konferensi Cloud Computing Indonesia sangat tepat mengingat perkembangan industri global yang mengarah pada industri 4.0 menuntut transformasi dan inovasi digital dalam berbagai aspek.
“Kami berharap di masa depan seluruh pihak dapat bekerjasama untuk mengembangkan teknologi dalam rangka meningkatkan konektivitas dan pengetahuan teknologi dalam rangka akselerasi pengembangan digital,” tuturnya
Ken Qi, Vice President Public Affairs and Communications Huawei Indonesia mengungkapkan bahwa konsistensi kontribusi Huawei dalam mendukung tranformasi digital, termasuk di sektor industri, merupakan komitmen jangka panjang yang telah dibangun sejak Huawei memulai bisnis di Indonesia lebih dari 20 tahun silam. Dukungan tersebut makin menguat selaras dengan semangat Indonesia dalam melakukan transformasi digital melalui komitmen strategis Making Indonesia 4.0.
“Selain menegaskan pemahaman Indonesia yang mendalam tentang tren digital global yang harus dikelola dengan strategis, Huawei juga meyakini bahwa Making Indonesia 4.0 menjadi katalisator tercapainya visi Indonesia menjadi negara yang berhasil memanfaatkan teknologi digital secara optimal sehingga mampu menjadi kekuatan ekonomi digital terdepan di dunia pada 2045,” ujar Ken.
Ekonomi digital terbukti positif dalam berkontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebuah negara. Ken merujuk pada data yang mengemukakan bahwa rata-rata ekonomi digital global menyumbang 41,5% dari PDB pada 2019. Angka untuk negara maju mencapai 51,3%, sementara angka untuk negara berkembang mencapai 21,6%.
“Huawei senantiasa mendukung optimalisasi penggunaan teknologi-teknologi yang menjadi solusi fundamental terselenggaranya transformasi digital di Indonesia, seperti Cloud, Big Data Analytic, AI, Machine Learning dan IoT. Kami secara aktif membangun kerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, ratusan perguruan tinggi, pelaku industri, komunitas dan media untuk melakukan alih pengetahuan dan teknologi, serta mendukung transformasi digital di semua sektor industri,” jelas Ken.
Melalui Huawei ICT Academy yang menggandeng DIKTI dan perguruan tinggi, serta keberadaan Huawei ASEAN (Indonesia) Academy Engineering Institute, Huawei terus melakukan program-program pengembangan kompetensi mahasiswa untuk menyiapkan SDM Digital yang cakap dan mampu memenuhi kebutuhan industri. Huawei menargetkan untuk mengembangkan 100 ribu SDM Digital di Indonesia dalam waktu 5 tahun.
Teknologi Huawei Cloud dikontribusikan untuk mendukung percepatan diagnosis Covid-19 di rumah sakit-rumah sakit nasional seperti PERTAMEDIKA dan Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, serta mendukung sistem manajemen pembelajaraan digital di beberapa kampus di tanah air. Teknologi Cloud Huawei juga menjadi andalan bagi industri logistik seperti J&T dalam mengembangkan inovasi layanannya serta menangkap berbagai peluang era digital. Huawei pun tercatat sebagai pengembang teknologi yang memberikan dukungan pada Strategi Nasional AI.
Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen SDPPI Kominfo) Ismail menekankan pentingnya pilar-pilar untuk mencapai transformasi digital. Selain regulasi, keamanan dan talenta digital, diperlukan dukungan infrastruktur dan pembangunan ekosistem dalam lapisan konten dan aplikasi. Infrastruktur tersebut berupa infrastruktur pasif, jaringan telekomunikasi, dan perangkat berkualitas yang merata ke seluruh penjuru Indonesia agar transformasi digital dapat terwujud di semua lapisan masyarakat.
“Semua pilar tersebut harus dijalankan secara bersamaan oleh setiap stakeholder terkait agar transformasi digital dapat terwujud. Tentu kita perlu kerjasama yang baik antara pemerintah dan pihak swasta, termasuk Huawei, dalam rangka mendukung Revolusi Industri 4.0. Kami akan sangat menyambut baik jika Huawei dapat membangun infrastruktur, lab di ITS atau membuka akses bagi talenta kami untuk teknologi termutakhir,” kata Ismail.
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Mochamad Ashari mengatakan, beragam teknologi yang hadir saat ini sangat membantu segenap civitas akademik untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang adaptif terhadap dinamika era digital di tengah pandemi yang terus berlangsung.
“Hal ini menjadi tantangan dan peluang bagi kami untuk selalu sigap dan update terhadap TIK terbarukan, tentu saja kami membutuhkan dukungan kerjasama yang baik dengan pihak pemerintah maupun pihak swasta demi mendukung revolusi industri 4.0,” kata Ashari.
Pada kesempatan tersebut, Ketua ACCI Alex Budiyanto mengatakan bahwa industri perlu didorong untuk terus melakukan inovasi dan melakukan analisis akurat serta keputusan strategis yang tepat jika ingin tetap bertahan dan berkembang di tengah berbagai tantangan. Cloud, AI, Machine Learning, Big Data Analytic, dan IoT dapat dipertimbangkan sebagai solusi efektif bagi industri.
“Kami berharap konferensi ini makin membuka wawasan pelaku industri terkait dengan bagaimana mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi digital agar mampu bertahan di masa pandemi dan beradaptasi dengan tuntutan era 4.0,” pungkasnya.