Technology-Indonesia.com – Saat ini, Indonesia sedang mengembangkan Nongsa Digital Park (NDP), semacam Silicon Valleynya Amerika Serikat. Tempat dengan nilai investasi jutaan USD di Batam ini akan menjadi wadah berkumpulnya para pegiat startup ekonomi digital seluruh Indonesia.
Dengan luas sekitar 50 hektar, NDP digadang akan menjadi pusat pengembangan ekonomi digital Indonesia karena letak dan aksesnya yang berbatasan dengan beberapa negara lain, terutama Singapura.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan NDP memberikan kesempatan yang luas kepada para pegiat digital untuk mengembangkan bisnisnya sekaligus melakukan riset lebih mendalam mengenai teknologi yang dibuat.
“Disini bisa menjadi tempat yang sempurna para pegiat ekonomi digital mengembangkan bisnis dan mencari investor untuk teknologi yang dikembangkan,” tutur Menristekdikti saat mengunjungi NDP, Senin (28/8/2017).
Di dalam kawasan NDP terdapat studio besar sekelas Hollywood untuk pembuatan film dan animasi 3D. Menurut Nasir kawasan ini bisa menjadi laboratorium mahasiswa untuk melakukan praktik langsung di lapangan, terutama untuk mahasiswa yang meminati bidang animasi dan perfilman.
“Dengan ada kawasan seperti ini tentu akan mendukung industri kreatif Indonesia. Nah, SDM yang membuat studio film dan animasi level dunia seperti ini bisa didapat dari Politeknik Negeri Batam. Buktinya lulusan Politeknik Negeri Batam banyak yang sudah bekerja disini. Saling berkolaborasi,” ujarnya.
Menurut Nasir mengenai kolaborasi ini akan ditindaklanjuti sebagai pengembangan SDM, yang tidak hanya pada Politeknik Negeri Batam saja, tetapi juga Universitas yang lain. Menristekdikti siap memangkas regulasi yang justru menghambat perkembangan ekonomi digital di Indonesia.
Kris Willuan dari Citramas Group pengembang kawasan NDP mengatakan hasil produksi nantinya ingin dikembangkan lebih banyak tentang karakteristik budaya Indonesia.
“Di beberapa animasi kami mulai kembangkan budaya dan cerita khas Indonesia. Ke depannya akan diperbanyak konten tentang kearifan budaya Indonesia. Kita memerlukan technopreneur, dan Kami sudah cukup baik selama ini bekerjasama dengan Politeknik Negeri Batam,” jelasnya.
Sampai saat ini menurut Kris sudah sekitar 50 perusahaan dunia yang menyampaikan akan bergabung dengan NDP.