Pemanfaatan dan penggunaan Informasi Geospasial (IG) semakin terasa dalam kehidupan sehari-hari. Data dan Informasi Geospasial dapat digunakan dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan, dan penentuan kebijakan di berbagai bidang yang membutuhkan aspek keruangan dalam penyelenggaraannya.
Rakornas Surta tahun 2000 menetapkan arah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang mendasari pembangunan Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN). Pembangunan IDSN atau National Spatial Data Infrastructure (NSDI) diharapkan dapat mewujudkan pola komunikasi baru dalam penyebarluasan data dan informasi spasial. Selain itu pembangunan IDSN sangat penting dalam pengelolaan sumber daya alam dan perencanaan pembangunan berkelanjutan.
“Pembangunan jaringan Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN) sangat penting dalam rangka berbagi (sharing) data antar instansi, antara pemerintah pusat dan daerah, serta masyarakat,” kata Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Priyadi Kardono saat konferensi pers Closing Ceremony NSDI Development Project Component 2 di Jakarta, pada Rabu (20/5).
Proyek ini merupakan hasil kerjasama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation (JICA). Proyek yang dimulai pada 6 Desember 2010 ini, dibagi menjadi dua bagian yaitu Produksi dan Akuisisis Data Geospasial, serta Pengembangan Sistem Jaringan IDSN. Komponen pertama selesai pada 20 Mei 2014.
Proyek ini melibatkan 10 institusi seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan lain-lain. Dalam pembangunan IDSN, BIG juga bermitra dengan NTT (Nippon Telegraph and Telephone Corporation) Data Jepang sebagai konsultan. Proyek pengembangan sistem IDSN yang merupakan komponen kedua berakhir pada 20 Mei 2015.
“Kita sudah membangun lebih dari 625 infrastruktur baik di pusat maupun daerah antara lain di 500 kabupaten kota dan 34 provinsi. Begitu juga di 34 Pusat Pengembangan Infrastuktur Data Spasial (PPIDS) yang ada di universitas dalam rangka pengembangan sumber daya manusia di bidang IG. Nantinya mereka akan menjadi perpanjangan tangan BIG di daerah,” kata Priyadi.
Ke depan, Priyadi Kardono berharap semakin banyak simpul jaringan yang terhubung dengan BIG sehingga data yang dimiliki semakin kaya dan beragam. “Saat ini belum semua kementerian dan lembaga (K/L) terkoneksi karena tergantung kesiapan masing-masing K/L baik dari segi SDM, hardware maupun software,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Koji Kato, Senior Executive Manager NTT Data Jepang mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan kontribusi besar bagi pemanfaatan data geospasial di Indonesia. “Informasi Geospasial merupakan pondasi pendukung negara, keamanan, dan keselamatan serta kegiatan ekonomi masyarakat,” lanjutnya.
Koji Kato berharap sistem tersebut bisa digunakan sebagai infrastruktur sosial yang berkontribusi terhadap pembangunan Indonesia. “Data ini memiliki nilai yang akan membawa Indonesia tumbuh dan berkembang menuju jenjang yang lebih baik,” pungkasnya.
Hasil proyek pengembangan IDSN ini berupa sistem jaringan Ina-Geoportal yang dapat diakses di http://portal.ina-sdi.or.id/. Untuk memberikan pelayanan 24 jam, Ina-Geoportal memberikan layanan e-commerce bagi user untuk melakukan transaksi pembelian maupun download data spasial. Pemberlakuan e-commerce ini mengikuti aturan yang berlaku terkait tarif produk-produk BIG sesuai PP no. 64 Tahun 2014.
Setelah dicanangkan IGD Milik Publik, maka data dan informasi geospasial menjadi milik publik. Peta Rupabumi Indonesia (RBI) digital skala 1:250.000 hingga 1:25.000, Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) digital skala 1:250.000 dan 1:50.000 dan Peta Lingkungan Laut Nasional (LLN) digital skala 1:500.000 menjadi gratis (freedownload).
Dalam acara yang sama, BIG meluncurkan peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) edisi 2015. Ada beberapa perubahan dalam peta tersebut, antara lain adanya kesepakatan batas zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia-Filipina dan Indonesia-Singapura. Nantinya, peluncuran peta baru akan dilaksanakan bertepatan dengan hari kebangkitan nasional (Harkitnas) setiap tanggal 20 Mei.