Hadirkan RPA, UiPath Dukung Transformasi Digital di Indonesia

Jakarta, Technology-Indonesia.com – UiPath menghadirkan solusi Robotic Process Automation (RPA) untuk mendukung kesuksesan transformasi digital bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kehadiran RPA selaras dengan makin signifikannya peran automasi berbasis robotik dalam merampingkan alur kerja di perusahaan, menjadi kian fleksibel, responsif, dan menguntungkan dari segi bisnis.

Vice President UiPath Southeast Asia, Wen Ming Wong mengatakan automasi proses berbasis robotik atau RPA punya peran yang kian signifikan sebagai enabler utama bagi perusahaan dalam meningkatkan produktivitas, peran, hingga tingkat kepuasan karyawan dengan memangkas beban tugas-tugas rutin di perusahaan.

Menurut penuturan responden yang terdiri dari para eksekutif global, 63% sepakat bahwa RPA merupakan komponen penting dalam proses transformasi digital. Sementara 57% dari mereka mengatakan RPA bisa memangkas hingga kesalahan-kesalahan dalam proses manual. RPA mendorong pertumbuhan bisnis secara cepat dan signifikan di lintas sektor di seluruh dunia.

“Teknologi ini dengan sigap bisa menyelaraskan kebutuhan perusahaan untuk menggenjot kinerja akibat munculnya lonjakan kebutuhan yang tiba-tiba. Sebanyak 93% sepakat bahwa RPA mampu memenuhi kelaikan yang disyaratkan. Sementara itu, 68% karyawan mengatakan bahwa proses automasi justru akan membuat mereka kian produktif,” tutur Wen Ming Wong pada Virtual Media Briefing pada Kamis (18/11/2021).

Peran RPA kini makin kritikal sebagai katalisator bagi suksesnya perjalanan transformasi digital di perusahaan-perusahaan, termasuk yang ada di Indonesia, sekaligus dalam mendukung mereka meraih kesuksean bisnis di era digital yang kian berkembang pesat saat ini.

Riset prediksikan di 2025, adopsi UiPath bisa mendorong pertumbuhan mencapai $55 miliar dalam setahun, peluang pendapatan bagi ekosistem meningkat tiga kali lipat hingga $51,2 miliar.

UiPath menyitir riset terbaru IDC mengenai besarnya kontribusi solusi RPA UiPath bagi perekonomian global. Dalam buku putih IDC bertajuk, “The Economic Impact of UiPath Robotic Process Automation” disebutkan bahwa pengadopsian software RPA diharapkan akan turut memacu pertumbuhan bisnis pelanggan UiPath dengan cepat, dari sekira $7 milar di seluruh dunia di 2021 meningkat menjadi $55 miliar di 2025.

Lonjakan pertumbuhan ini sebagian disebabkan oleh munculnya lapangan kerja baru. IDC memprediksikan bahwa di 2025, sebanyak 73 juta lapangan kerja baru akan tercipta akibat pengadopsian UiPath RPA. Di samping mengautomasi proses-proses manual dalam pekerjaan, RPA juga mendorong pertumbuhan ekonomi dengan terciptanya lapangan-lapangan kerja baru di pasar-pasar yang tengah bertumbuh.

Dengan automasi, terbuka peluang besar menapaki karir-karir baru. Makin gencarnya transformasi digital membuat perusahaan, mau tak mau, harus meningkatkan skill karyawan mengenai RPA untuk mengoptimalkan produktivitas dan inovasi dari terselenggaranya automasi di perusahaan.

Menurut riset UiPath, 68% pekerja dengan skill di atas rata-rata kini memperoleh gaji lebih tinggi dari sebelumnya dan 57% naik jabatan dan peran di perusahaan, dan ada penambahan tenaga kerja di perusahaan sebagai dampak dari pengadopsian RPA, 50% berasal dari karyawan baru dan 50% lainnya berasal dari karyawan yang ada namun dengan peningkatan skill baru.

“Automasi optimalkan produktivitas karyawan, sehingga mereka bisa lebih fokus pada tugas-tugas substansial lainnya, seperti hal-hal strategis, mengasah kreativitas, dan makin kolaboratif,” ucap Wen Ming Wong.

Regional Partner Manager UiPath Indonesia, Pieter Harianto menerangkan bahwa RPA bukan identik dengan robot yang ada di pabrik-pabrik. RPA dari UiPath adalah software yang harus diinstall di laptop, desktop, maupun server.

“Sebelum robot itu bekerja, kita harus bikin workflow dan di-develop dulu menggunakan UiPath Automation Platform. Kita memiliki lima pilar mulai dari discovery, deal, manage, run, hingga engage. Masing-masing pilar memiliki solusi yang bisa membantu untuk mengautomasi bisnis proses yang ada di perusahaan,” tuturnya.

Pieter menjelaskan bahwa UiPath bukan hanya produk tapi juga memiliki akademi yang bisa digunakan untuk belajar berbagai hal mengenai mengenai UiPath. UiPath juga berkolaborasi dengan universitas di indonesia untuk bisa mengajarkan teknologi ini pada masing-masing mahasiswa. Selain itu, UiPath memiliki partner teknologi seperti Oracle, SAP, Microsoft, Google, IBM, dan sebagainya. UiPath juga membangun community terdiri dari RPA Developer maupun partner, serta menyediakan marketplace untuk menampung aktivitas dan workflow dari anggota community.

Dari ekosistem ini, lanjut Pieter, UiPath berkontribusi terhadap perkembangan digital transformasi di Indonesia. Keuntungan yang diperoleh dari pengadopsian UiPath RPA makin lengkap dengan adanya lebih dari 4.700 mitra yang tergabung dalam ekosistem.

Mereka menawarkan produk dan layanan untuk pengembangan kecakapan dan mendukung penggelaran di sisi pelanggan. Dukungan RPA bisa berupa yang paling mendasar, seperti konektivitas jaringan maupun cloud storage, bahkan yang kompleks sekalipun, seperti konsultasi strategi bisnis, assessment SDM, hingga dukungan untuk pengembangan RPA centers of excellence.

Wen Ming Wong menambahkan, dengan adanya ekosistem mitra UiPath, kapabilitas platform automasi menjadi makin luas, terlepas dari apapun sektor yang digeluti dan skala bisnisnya. “UiPath berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem ini terus tumbuh dengan menghadirkan peranti dan dukungan sebagai kunci dalam memberdayakan karyawan dalam bekerja nantinya di masa depan,” tuturnya.

Untuk memperkuat kemitraan dan pengembangan komunitas di tingkat lokal, UiPath menganugerahkan gelar Mitra Komunitas Terbaik untuk kawasan Asia Pasifik dan Jepang tahun ini kepada PT Drife Solusi Integrasi (PT DSI). PT DSI berhasil menunjukkan pencapaian yang luar biasa terkait dengan bagaimana automasi mampu memberikan sumbangsih yang luar biasa besar bagi umat manusia serta mengoptimalkan seluruh potensi yang mereka miliki.

Selain itu, UiPath juga menganugerahkan Visionary Educator 2021 kepada Kris Sujatmoko dari Universitas Telkom di Bandung, melalui UiPath Academic Alliance. Kris yang merupakan Associcate UiPath Certified Professional (UiRPA) telah berlabuh bersama program tersebut selama dua tahun.

Kris telah memperkenalkan RPA kepada lebih dari ribuan mahasiswa Universitas Telkom tempat ia mengajar. Lebih dari 50 sertifikasi bagi mahasiswa telah ia siapkan. Upayanya dalam melokalisasi konten pembelajaran mendapat sambutan baik dari akademia dan mampu membantu mereka memupus kendala bahasa yang dirasakan mahasiswa dalam belajar RPA.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author