BPPT-PT Hitay Panas Energy Jalin Kerjasama Pengembangan Energi Panas Bumi di Aceh

Jakarta – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menandatangani kesepakatan kerjasama dengan PT Hitay Panas Energy mengenai pengembangan dan pemanfaatan energi panas bumi di wilayah Gunung Kembar, Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Kerjasama ini sebagai upaya pemanfaatan energi baru dan terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional.

Saat ini Indonesia memiliki potensi panas bumi 28.617 MW yang merupakan 40% potensi dunia. Namun potensi yang dikembangkan sekitar 1.440 MW atau kurang lebih 5% dari kapasitasnya. Padahal, pengembangan energi panas bumi memiliki tingkat keandalan dan efisiensi yang tinggi sebagai base load dalam pembangkitan. Serta tidak memerlukan lahan yang luas dan saling mendukung dengan fungsi kehutanan.

“Pengembangan lapangan panas bumi memerlukan investasi yang sangat besar dengan resiko kegagalan yang tinggi. Hanya perusahaaan besar dengan permodalan kuat yang mau berinvestasi di bidang energy panas bumi,” ungkap Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material (TIEM) Hammam Riza dalam sambutan penandatangan kerjasama di Jakarta, Rabu (2/12).

Untuk mengurangi resiko itu, lanjut Hammam, diperlukan penerapan teknologi yang tepat sejak dimulainya survei awal, tahap eksplorasi hingga eksploitasi. “Kerjasama ini akan menjadi proyek percontohan pengembangan lapangan panas bumi sejak dari green field sampai dibangunnya PLTP. Kedua belah pihak akan melakukan kolaburasi yang saling menguntungkan, saling belajar dari kelebihan dan kemampuan teknis dan non teknis pihak mitra,” kata Hammam.

Penandatangan kesepakatan dilakukan oleh Kepala BPPT, Unggul Priyanto dan Direktur PT Hatay Panas Energy, Julfi Hadi.Melalui kesepakatan ini kedua belah pihak dapat mendorong pemanfaatan energi panas bumi secara efisien dari hulu hingga hilir, serta pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat. Diharapkan juga terjadi proses tukar menukan pengalaman dan pengetahuan antara kedua belah pihak.

PT Hitay Panas Energy merupakan perusahaan swasta yang mendapat dukungan investasi dari Hitay Energy Holdings, Turki. Saat ini PT Hitay tengah melakukan survei pendahuluan panas bumi di Gunung Kembar, Aceh berdasarkan SK Kepala BKPM No. 1/1/PSPB/PMA/2015 tanggal 11 November 2015.

HSE & Field Manager PT Hitay Panas Energy, Nurkholis Hariyadi mengatakan kerjasama ini untuk mempercepat pengembangan energi panas bumi di Gunung Kembar, Aceh. “Ahli-ahli di bidang panas bumi tidak terlalu banyak. BPPT mempunyai sumber daya manusia yang kami pandang cukup untuk mengisi kekosongan ini. Karena itu kita jalin sinergi yang baik antara BPPT dan Hitay,” lanjut Nurkholis seusai acara penandatanganan.

Saat ini di Gunung Kembar sedang diadakan pre-feasibility study yaitu survei geologi, biologi, geofisika dan geokimia yang memerlukan waktu 3-6 bulan. “Setelah itu baru eksplorasi sekitar 3-5 sumur untuk mencari data yang lebih detail lagi. Setelah itu baru dibangun pembangkit tenaga listrik. Keseluruhannya memerlukan waktu sekitar 5 tahun,” kata Nurkholis.

Menurut Nurkholis, untuk membangun pembangkit listrik panas bumi 100 MW memerlukan investasi kurang lebih 400-500 juta USD. Lebih besar daripada minyak dan gas. “Tapi energi panas bumi merupakan renewable energy yang tidak akan pernah habis,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author