Depok, Teknology-Indonesia.com – Di era Revolusi Industri 4.0, perangkat lunak telah bertransformasi dalam seluruh kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan pendidikan baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Dalam perkembangannya, banyak pekerjaan yang akan digantikan oleh otomatisasi dan digitalisasi. Pergeseran ini menuntut pendidikan tinggi untuk turut berevolusi untuk menyesuaikan kondisi yang ada pada saat ini.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyampaikan bahwa perguruan tinggi perlu terus mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang kompetitif, inovatif dan berkarakter agar dapat bersaing di tingkat dunia. Pembangunan pendidikan berkualitas merupakan salah satu target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mendorong kesejahteraan semua kalangan.
“Salah satu langkah yang dilakukan di antaranya membangun SDM berkualitas penduduk berusia muda dan dewasa untuk memiliki pengetahuan dan skill yang relevan, termasuk technical and vocational skills,” papar Menristekdikti saat memberikan pidato pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Rotunda Rektorat Universitas Indonesia, Depok pada Kamis (2/05/2019).
Menristekdikti menjelaskan, pendidikan merupakan kunci kemajuan sebuah bangsa. Untuk menghasilkan SDM yang kompetitif, inovatif dan berkarakter dibutuhkan pendidikan yang berkualitas dan mudah diakses masyarakat dari semua latar belakang.
Jumlah pendidikan tinggi di seluruh Indonesia saat ini mencapai 4.741 perguruan tinggi. Dari jumlah tersebut angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia sebesar 34,58%. Dengan demikian masih ada sekitar 65,5% penduduk usia kuliah belum bisa menikmati pendidikan tinggi.
“Hari Pendidikan Nasional kali ini dapat menandai peningkatan APK Pendidikan Tinggi Indonesia ke tingkat yang lebih baik. Kemenristekdikti telah mengeluarkan berbagai program terobosan untuk meningkatkan akses masyarakat ke pendidikan tinggi,” ungkapnya.
Pembelajaran daring (online learning) dan cyber university merupakan terobosan penting yang harus diterapkan perguruan tinggi untuk meningkatkan akses masyarakat ke pendidikan tinggi dengan tetap menjaga kualitas. Perguruan tinggi juga harus menyesuaikan program studi dengan tuntutan perkembangan era Revolusi Industri 4.0
“Online education, Massive Open Online Courses (MOOCs) hingga cyber university merupakan ciri pembelajaran di era digital. Perguruan tinggi telah mulai menyediakan berbagai mata kuliah baru seperti big data, data analytics, dan entrepreneurship,” ujarnya.
Di tengah tantangan Revolusi Industri 4.0, terangnya, generasi milenial Indonesia semakin dituntut untuk beradaptasi dengan berbagai perkembangan teknologi terbaru di industri. Perguruan tinggi Indonesia juga dituntut untuk ikut berevolusi dan didorong kesanggupannya untuk melakukan upaya transformasi digital dan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial ekonomi bangsa ini.
Mengakhiri pidatonya, Menristekdikti menyatakan bahwa kualitas manusia sebagai insan akademis berkaitan dengan pembangunan karakter harus menjadi agenda prioritas bersama.
“Karakter manusia yang dibangun bercirikan dengan kemampuan menegakan kebenaran, kejujuran, keadilan, kebajikan, tanggung jawab dan cinta tanah air. Mewujudkan karakter SDM yang kuat disertai dengan mental anti-koruptif menjadi agenda sangat strategis,” pungkasnya.
Dalam rangkaian upacara Hardiknas Universitas Indonesia, Menristekdikti juga menyematkan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya kepada 14 orang penerima. Penghargaan juga diberikan kepada kepada mahasiswa, dosen, pegawai dan jurnalis yang memiliki kontribusi di bidang pendidikan tinggi.
Untuk cabang olahraga, apresiasi diberikan kepada Tim Robotik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih prestasi pada Trinity College International Robot Contest 2019 di Hartford, Connecticut, Amerika Serikat. Serta Tim Robotik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang menyabet juara di beberapa kategori ajang RoboCup 2018 di Montreal, Kanada.
Menristekdikti kemudian memberikan apresiasi kepada Glory Lamria, Mahasiswa Bidikmisi 2015 dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia sebagai juara 1 Harvard Project for International Relation di Harvard University. Apresiasi juga diberikan kepada para pemenang rangkaian Lomba Hardiknas Kemenristekdikti, yaitu karya jurnalistik, video humas Perguruan Tinggi, serta artikel opini.