BRIN Kenalkan Riset Kendaraan Otonom untuk Mobilitas

TechnologyIndonesia.id – Teknologi otonom memiliki potensi besar dalam berbagai sektor, termasuk transportasi, logistik, dan layanan bagi individu dengan kebutuhan khusus. Alih teknologi penggunaan kendaraan otonom sangat penting untuk keselamatan, efisiensi, aksesibilitas, dan ekonomi.

Teknologi ini hadir untuk manusia pada kendaraan, salah satunya untuk meminimalisasi adanya kecelakaan karena faktor manusia juga menambah kenyamanan dan efektivitas dalam berkendara.

Peneliti Pusat Riset Mekatronika Cerdas BRIN, Roni Permana Saputra mengungkapkan fakta bahwa 90% kecelakaan lalu lintas terjadi akibat kesalahan manusia.

“Dengan kendaraan otonom, kita dapat meningkatkan keselamatan, efisiensi waktu, serta memberikan kemudahan bagi pengguna dengan kebutuhan khusus,” jelas Roni saat menerima kunjungan SMP Taruna Bakti, di Bandung, pada Senin (24/2/2025).

Menurut Roni, riset kendaraan otonom telah dikembangkan BRIN sejak 2023. Terdapat tiga jenis kendaraan otonom, yaitu I-SEATER, O-SEATER, dan CARRIE. Tiap jenis kendaraan tersebut memiliki fungsi masing-masing.

Seperti I-SEATER dapat digunakan sebagai alternatif pengganti kursi roda konvensional bagi pengguna dengan kebutuhan khusus dengan mobilitas di area indoor. O-SEATER dapat digunakan di kawasan terbatas untuk mengantarkan penumpang dari satu gedung ke gedung lainnya.

Sementara itu, CARRIE yang merupakan Autonomous Mobile Robot (AMR) diperuntukkan untuk melakukan transportasi barang dari satu tempat menuju tempat lain secara otomatis.

Dilengkapi dengan sensor yang dapat mendeteksi objek-objek di sekitar, kendaraan otonom juga memiliki aplikasi layanan on-demand yang dirancang untuk memfasilitasi proses pengantaran dan penjemputan menggunakan kendaraan listrik.

“Kita bisa memesan kendaraan melalui aplikasi yang terhubung dengan internet dan server sehingga bisa mengirimkan pesanan ke kendaraan. Jadi, kita bisa minta dijemput oleh kendaraan tersebut, kemudian bisa juga menentukan pengantarannya ke titik mana,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Roni merinci bagaimana kendaraan otonom ini bekerja. Kendaraan ini menggunakan sensor seperti kamera, radar, dan LiDAR untuk mendeteksi objek di sekitarnya dan membuat peta real-time dari lingkungan.

“Data yang diperoleh kemudian diproses menggunakan kecerdasan buatan agar kendaraan dapat memahami kondisi sekitar,” jelasnya.

“Setelah itu, sistem akan memilih jalur terbaik berdasarkan data lingkungan dan tujuan perjalanan. Kendaraan kemudian menentukan keputusan seperti kapan harus mempercepat, mengerem, atau berbelok. Semua keputusan ini dieksekusi oleh sistem kontrol yang menggerakkan kendaraan sesuai dengan perintah yang telah dibuat,” tambah Roni.

Dirinya berharap dengan adanya teknologi robot dan kendaraan otonom yang canggih dapat ikut serta dalam membangun kota yang cerdas sehingga mobilitas manusia dan barang terintegrasi dan sistematis.

“Melalui inovasi kendaraan otonom, BRIN berkomitmen untuk mendorong pengembangan teknologi yang tidak hanya meningkatkan efisiensi transportasi, tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan kota cerdas di Indonesia,” harapnya.

Mengakhiri paparannya, Roni menekankan bahwa penguasaan teknologi kendaraan otonom mencakup berbagai hal yang wajib diperhatikan termasuk regulasi pemerintah.

“Dengan riset dan inovasi yang berkelanjutan, kendaraan otonom diharapkan dapat menjadi solusi bagi tantangan mobilitas di masa depan,” pungkas Roni. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author