Megawati : Penggabungan Lembaga Penelitian ke BRIN untuk Tingkatkan Kualitas Riset di Indonesia

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan penggabungan sejumlah lembaga riset menjadi BRIN dilakukan untuk lebih meningkatkan kualitas riset yang ada di Indonesia.

Untuk itu dirinya meminta periset harus merubah mindset dan mental, serta bekerja keras untuk kepentingan bangsa dan negara. Ia juga meminta periset BRIN harus kompak dan menjadi satu untuk kebaikan negara Indonesia.

“Egosentris dari para periset itu berkembang karena terpencar di tempat lain, padahal memiliki ilmu yang sama. BRIN dibentuk karena ingin memfokuskan riset dan mengetahui sampai sejauhmana riset yang telah dilakukan,” ungkapnya saat melakukan kunjungan kerja di Tabanan, Bali, Senin (07/08/2023).

Setelah meninjau fasilitas laboratorium dan berkeliling Kawasan Konservasi Ilmiah (KKI), Kebun Raya Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali, Megawati bersama rombongan melaksanakan sesi dialog interaktif dengan para periset BRIN yang ada di Bali.

Pada kesempatan tersebut, Megawati berharap agar para periset BRIN dapat berkolaborasi. Menurutnya pada masa transisi ini struktur (lembaga) sudah terbentuk, sehingga para periset BRIN diharapkan untuk lebih bekerja keras dalam menghasilkan penelitian yang berkualitas dan fokus untuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara.

“Sekarang yang harus dilakukan oleh para periset adalah kerja keras dan semangat dalam melakukan riset. Di masa transisi, para periset harus bisa saling mengenal satu sama lain agar bisa saling berkolaborasi,” tegasnya.

Megawati juga menyampaikan agar para periset BRIN untuk mendaftarkan hak kekayaan intelektual dan paten atas hasil-hasil riset yang mereka temukan agar tidak digunakan oleh pihak asing. “Bila para periset hanya mempunyai target sampai masuk jurnal kalian tidak akan menjadi tenar, jangan hanya memikirkan jurnal kita dilihat oleh dunia luar,” jelas Megawati.

“Mulai berpikir agar hasil-hasil riset kita diakui oleh dunia luar. Riset juga harus bisa dipatenkan. Dari paten kita bisa mendapatkan royalty, jika pemilik paten meninggal maka patennya akan tetap berlaku hingga 70 tahun. Semua periset harus bisa memiliki paten. Plasmanutfah yang ada di seluruh Indonesia harus dicatat, harus didokumentasikan dan dipatenkan agar tidak diambil bangsa lain,” imbuhnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Pengarah BRIN, Sri Mulyani mengutarakan bahwa dengan terbentuknya BRIN diharapkan sudah bisa melaksanakan koordinasi dan kolaborasi antar periset dengan hasil yang baik sehingga tentunya para periset akan mendapatkan insentif yang baik pula.

Sri Mulyani meminta kepala BRIN berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk disampaikan kepada Menteri Keuangan, kementerian mana dan fasilitas apa yang dimiliki untuk bisa dilakukan akses sharing. Karena semua itu merupakan aset negara yang bisa digunakan bersama-sama.

“Dengan adanya BRIN, saya berharap sudah bisa buka koordinasi dan kolaborasi antar lembaga penelitian dengan hasil yang baik, kinerjanya baik karena mendapatkan insentif yang baik,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa dengan adanya dana abadi riset yang diberikan untuk penelitian, diharapkan akan menjalin lebih banyak kerja sama dan kolaborasi untuk meningkatkan kualitas penelitian Indonesia.

Sri Mulyani juga berharap periset BRIN meningkatkan terus hasil dan kualitas penelitiannya. Di masa transisi, ia juga berharap kepala BRIN selalu memberikan bimbingan menuju ke penelitian yang kompetitif dan bermutu.

“Kultur peneliti yang tadinya birokrat yang dibayar pemerintah tapi tidak ada output-outcome yang ditargetkan menyebabkan kita punya cara penelitian yang berbeda. Kalau ingin Indonesia yang kompetitif, inovatif dan kreatif diperlukan adanya semacam target dan kualitas,” harapnya.

Lebih lanjut Sri Mulyani menyampaikan, pada masa transisi ini dewan pengarah akan terus mendukung BRIN agar benar-benar dapat menciptakan suasana yang lebih fokus dan kondusif.Diharapkan periset BRIN bisa membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Indonesia.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pengarah BRIN, Suharso Monoarfa yang saat ini juga menjabat sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas berpesan seluruh periset harus mampu meningkatkan hasil riset untuk kepentingan Indonesia ke depan yang berbasis pada inovasi. Terutama terkait dengan isu-isu strategis seperti kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia.

“Kami di Bappenas pasti sudah ada target yang ada dalam menjaga dan terutamanya, menjaga keanekaragaman hayati yang luar biasa. Penelitian dibidang keanekaragaman hayati ini luar biasa dan memang harus dilakukan oleh peneliti-peneliti dengan bidangnya masing-masing. Konsolidasi harus berlangsung dengan baik sehingga seluruh bidang yang diambil oleh pemerintah berbasis ilmu pengetahuan,” ungkapnya.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko menyampaikan ini merupakan kunjungan kerja pertama Ketua Dewan pengarah beserta seluruh Anggota Dewan Pengarah ke kawasan BRIN yang berada di luar kawasan sains seperti kawasan konservasi ilmiah. Tidak luput, Handoko berpesan, para periset BRIN harus terus memiliki daya juang yang tinggi.

“Terkait daya juang peneliti, kalau dari sisi pendapatan periset itu merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan jabatan fungsional lainnya. Sehingga tidak alasan untuk para periset tidak memiliki motiviasi dan daya juang yang tinggi,” terangnya.

Handoko juga menyampaikan, Bali merupakan satu-satunya provinsi yang sudah lengkap memiliki BRIDA. Namun BRIDA tidak ditargetkan untuk menjadi tenaga riset tetapi harus bisa menjadi mediator pertumbuhan daerah yang bisa diselesaikan dengan riset dari BRIN. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author