Jakarta, Technology-Indonesia.com – Reaktor Nuklir Kartini di Yogyakarta kini genap berusia 44 tahun sejak diresmikan pada 1 Maret 1979 oleh Presiden Soeharto. Reaktor Nuklir Kartini bermanfaat untuk riset dan dunia pendidikan.
Koordinator Pelaksana Fungsi Reaktor Kartini BRIN, Umar Sahiful Hidayat menjelaskan, seiring berkembangnya waktu, pada tiga tahun terakhir ini lebih dari 90% pemanfaatan utama Reaktor Nuklir Kartini adalah untuk pendidikan. Reaktor Kartini melayani praktikum untuk berbagai perguruan tinggi.
Meluasnya fungsi Reaktor Kartini untuk pendidikan, melahirkan terobosan baru yakni Internet Reactor Laboratory (IRL). Layanan praktikum operasional Reaktor Nuklir Kartini secara online ini diminati perguruan tinggi di Asia Pasifik.
“Dahulu antara riset dan pendidikan masih 50:50, sedangkan data tahun 2022 menunjukkan bahwa 93% untuk pendidikan, sisanya untuk riset. Tahun 2021, 70% pendidikan 30% riset. Jadi semakin ke sini dari sisi penggunaan untuk dunia pendidikan semakin meningkat,” jelas Umar.
Melansir dari laman brin.go.id, pada awal kelahirannya, Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadikan Reaktor Nuklir Kartini sebagai laboratorium untuk jurusan Fisika MIPA.
Pada 1979, jurusan Teknik Nuklir UGM lahir. Sejak saat itu penggunaan reaktor ini bertambah untuk pendidikan. Selain itu, reaktor ini juga mendukung riset yang dikelola oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di masa itu.
Reaktor Nuklir Kartini ini berjenis TRIGA yaitu Training, Research, Isotop Production, sedangkan GA adalah akronim dari nama pabrik General Atomic. Fungsi training dan research melekat pada semua reaktor jenis TRIGA termasuk Reaktor BRIN di Bandung, Jawa Barat.
Reaktor TRIGA di Yogyakarta ini berkapasitas 100 kWh. Ketika reaktor tersebut dipakai untuk isotop production maka akan kurang efektif karena memerlukan waktu yang sangat lama dibandingkan dengan reaktor TRIGA Bandung.
“Fungsi riset untuk reaktor yang di Yogyakarta disesuaikan dengan dayanya. Riset di sini menggunakan analisis aktivasi neutron, sehingga digunakan untuk mendeteksi unsur-unsur yang ada di sebuah sampel dan hingga saat ini masih aktif,” papar Umar.
Reaktor Nuklir Kartini melayani riset terkait instrumentasi dari kendali yang berkaitan dengan instrumentasi neutron atau instrumentasi nuklir. Untuk fungsi training, reaktor ini memberikan dukungan pendidikan untuk digunakan oleh perguruan tinggi, salah satunya Politeknik Nuklir Yogyakarta. Mahasiswa dari jurusan Elektronika ELINS, Elektronika Instrumentasi Nuklir, Elektronika Mekanika Nuklir, dan Teknokimia Nuklir dapat melakukan praktikum di reaktor.
Terkait riset dengan pihak eksternal, pada 2012 dan 2013 terdapat perusahaan BUMN tambang yang memetakan kekayaan alam di Indonesia. Pengguna tersebut mengirim sampel ke Reaktor Nuklir Kartini untuk meneliti kandungan unsur-unsur yang terdapat di dalam sampel tersebut.
Meluasnya fungsi Reaktor Kartini untuk pendidikan, melahirkan terobosan baru yakni Internet Reactor Laboratory (IRL), layanan pratikum operasional Reaktor Nuklir Kartini secara online.
“Banyak potensi dari perguruan tinggi di luar negeri yang ingin menggunakan Reaktor Nuklir Kartini sebagai media pembelajaran, termasuk negara-negara berkembang yang membutuhkan bantuan kerja sama pendidikan. Maka kami dapat memfasilitasi mereka melalui IRL,” terang Umar.
IRL masih menjadi program pendidikan andalan dari Reaktor Nuklir Kartini. Pada tahun 2020 dan 2021, IRL mendapatkan penghargaan top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik oleh KemenpanRB.
Saat ini pengelola Reaktor Nuklir Kartini sedang menambah ketersediaan praktikum mata kuliah bagi mahasiswa. Reaktor Nuklir Kartini telah memiliki sembilan topik terkait dengan nuklir yang dapat digunakan oleh perguruan tinggi dari manapun.
Salah satunya adalah mata kuliah instrumentasi yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dari jurusan Elektro, Elektronika, dan Instrumentasi. Harapannya mahasiswa tersebut dapat belajar terkait dengan penggunaan instrumentasi dan kendali. Untuk itu, pengelola laboratorium juga sudah memasang fasilitas tersebut untuk pembelajaran.
Selama tahun 2022 Reaktor Nuklir Kartini telah membimbing 50 mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktek, tugas akhir, maupun MBKM. Pada Februari 2023 ini sudah lebih dari 10 mahasiswa yang tercatat melaksanakan kerja praktik dan tugas akhir. (Sumber brin.go.id)