Data pemetaan milik BIG dan berbagai perangkat pendukung operasional seperti GPS serta Stasion Pasang Surut sangat berguna dalam mendukung kegiatan pemerintah.
Hal itu disampaikan Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, saat kunjungan kerja ke Badan Informasi Geospasial (BIG) Senin 29 Oktober 2012.
Gusti Muhammad Hatta mengunjungi pusat Data (Data Center) di Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial dan tiga Station Pengamatan Global, diantaranya yaitu Stasion Tetap GPS, Stasion Gravimeter, serta Pusat Pemetaan Rupa Bumi dan Toponim. Ikut bersama Menegristek Asisten Deputi Iptek Pemerintah, Pariatmono.
Kepala Bidang Kelembagaan dan Simpul Jaringan Informasi Geospasial, Antonius Bambang Wijanarto memaparkan tentang mekanisme data sharing melalui IDSN (Infrastruktrur Data Spasial Nasional). “90 % aktivitas di pemerintahan menggunakan elemen spasial, dan informasi geospasial merupakan alat koordinasi yang canggih untuk tujuan analisis spasial dan pengambilan keputusan yang tajam dan komprehensif,” katanya.
Sampai saat ini lanjut Antonius, BIG sudah dan sedang membangun Infrastruktur Data Spasial Nasional (IDSN). BIG berperan sebagai penghubung simpul jaringan nasional. “Sudah ada beberapa Instansi pemerintah yang tergabung dalam Ina-SDI (Indonesia Geospasial Data Infrastruktur) di antaranya Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kereatif, LAPAN, Pertanian, PU, BPS, ESDM, Kehutanan, KKP, KLH, BPN dan ditambah dengan Bapeten, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal”, ujar Antonius.
Sementara itu, Kepala Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika, Parluhutan Manurung mengatakan, BIG juga tergabung dalam Ina-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System). “Ada 5 sensor Ina-TEWS yang ada tersebut 2 diantaranya dioperasionalkan oleh BIG yaitu GPS dan alat pengamatan Pasang Surut. Jaring kontrol vertikal dan horizontal yang dimiliki BIG juga berfungsi untuk memonitoring dinamika kerak bumi,” kata Manurung.